HIDUPKATOLIK.COM – Syukur kepada Allah karena kita bisa merayakan Natal tahun ini dengan penuh kegembiraan. Natal adalah perayaan kegembiraan. Betapa tidak. Dalam perayaan Natal, umat Kristiani diingatkan akan sebuah peristiwa besar: kelahiran Juru Selamat. Ia lahir di kandang lembab dan sederhana, tetapi berita kelahiran-Nya diwartakan oleh serombongan malaikat yang menyatakan diri sebagai pewarta kabar “kesukaan besar”.
Warta kesukaan pertama kepada para gembala yang sempat terkejut, tetapi diliputi sukacita saat bertemu sang bayi. Selanjutnya kepada ketiga Majus yang datang dari Timur. Saat bertemu bayi Yesus, hati mereka dipenuhi sukacita. Lewat mimpin, mereka pulang ke negeri asal lewat “jalan lain”.
Ziarah pulang para Majus dari Betlehem ke tempat asal adalah sebuah harapan baru bagi dunia ini. Perjalanan pulang lewat “jalan lain” yang dilakoni para majus adalah sebuah hidup baru yang ditawarkan Allah kepada dunia. Tak salah bila tema perayaan Natal tahun 2022: “… pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain”.
Saudara-saudari terkasih, etimologis “jalan lain” tidak sekadar tempat lalu lalang orang, tetapi bisa memiliki makna rohani. Memilih jalan lain, adalah tawaran yang sulit karena medan perlintasan baru dengan segala resikonya. Mencapai tujuan lewat jalan lain kemungkinan perjalanan penuh gejolak. Rasanya keputusan ini sulit, tetapi takdir Allah menuntun tiga Majus lewat jalan itu. Langkah kaki sekali-dua kali pasti dipenuhi keraguan, tetapi untung-rugi melewati jalan lain sudah dikehendaki Allah lewat mimpi.
Saat ini, dunia sedang dipaksa untuk lewat “jalan lain” yang bagi manusia ini jalan yang tidak biasa. Jalan dunia pasca pandemi meski tidak buntu, tetapi tidak selancar sebelum pandemi- terhambat dengan banyak perubahan paradigma, kebiasaan manusia, kontak sosial terbatas, gaya hidup berubah, dan perubahan lainnya. Tetapi inilah jalan bebas hambatan untuk mencapai tujuan mulia yang Allah kehendaki.
Natal tahun ini mengingatkan kita agar berbondong-bondong melewati “jalan lain” yang diharapkan Allah. Maka itu kita butuh aksi bersama dan road map agar tidak tersesat. Jalan lain ini akan menjadi babak baru bila ada dialog kasih, ada rekonsiliasi tanpa akhir antara umat beragama, ada ruang publik yang penuh damai untuk hidup bersama, dan Ada ada spiritualitas keadilan eko-sosial. Kelahiran Kristus menawarkan kita agar perlu beriman dialogis dalam masyarakat multireligius, sebab iman adalah basis perjumpaan antar sesama sahabat Allah.
Saudara-saudara terkasih umat Kristiani, di “jalan lain” yang ditawarkan Allah tidak ada ekstremisme agama dan nasional, tidak ada gerakan intoleransi dan radikalisme, tidak ada identitas primordial (dalam hal ini agama) dikapitalisasi untuk cita-cita politik, tidak ada persoalan kewarganegaraan untuk menghindari istilah minoritas yang terkesan “keterasingan,” tidak ada politik identitas, populisme, demokrasi prosedural semu khususnya dalam menyambut tahun politik 2024. Allah mengajak kita dalam perayaan Natal 2022 ini untuk menjadi agen profetik bagi semua orang beriman. Termasuk memberi perlindungan kepada umat Kristiani yang merayakan Natal dan perlindungan tempat-tempat ibadah.
Oleh karena itu pada momentum perayaan Natal 2022, Gereja ingin mendorong segenap umat Kristiani untuk memperkuat jaringan hidup bersama lewat semangat persaudaraan, mengutamakan kepentingan bersama, menghargai keyakinan iman yang berbeda. Mari bersama-sama saling jabat erat tangan saudara-saudari yang berbeda agama, suku dan kepercayaan agar berbondong-bondong melewati “jalan lain” yang diharapkan Allah. Bersama-sama mengevaluasi tentang cara hidup dan paradigma kita terhadap Allah, sesama, dan ciptaan-Nya. Sebab inilah jalan yang lebih memanusiawikan martabat manusia.
Mari merayakan Natal dengan bertindak penuh cinta atas nama orang miskin, papa, orang terpinggirkan yang membutuhkan bantuan. Mari merayakan Natal bersama anak-anak yatim, janda, pengungsi dan orang yang diasingkan dari rumah dan negara, semua korban bencana alam. Mari merayakan Natal bersama mereka yang kehilangan keamanan, korban bullying, atas nama hidup manusia yang tak bersalah yang dibunuh karena ketidakadilan.
Mari atas nama persaudaraan insani kita rangkul semua manusia yang hatinya terkoyak karena memperjuangkan kebenaran. Akhirnya, mari sambut Natal ini tanpa keraguan berbuat baik. Selamat Natal 2022, selamat merayakan kebebasan keyakinan kita masing-masing bahwa ajaran otentik agama-agama mengundang kita untuk tetap berakar pada nilai-nilai perdamaian.
Penulis: Pastor Ibrani Gujangge
Keuskupan Timika