HIDUPKATOLIK.COM – Pesta St. Stefanus Martir; Kis 6:8-10, 7:54-59; Mzm 31:3a-4,6,8ab,16b,17; Mat 10:17-22
IMAN membuat hati kita terbuka akan keselamatan namun tidak menjanjikan zona nyaman. Iman menuntut tanggung jawab dan kesetiaan terhadap banyak situasi yang sering menggelisahkan. Goncangan dan krisis bisa melanda manakala ketidakjujuran nyatanya memberi banyak keuntungan, atau menyangkal salib dapat menghasilkan kedudukan lebih tinggi, atau ketika sulit mendapat jodoh karena harus mempertahankan iman.
Menjadi saksi iman adalah panggilan dan rahmat di mana seseorang mampu membela asas dan dasar hidup yang dipilihnya, bukan karena kekuatan diri sendiri namun karena Roh Allah ada padanya. Yesus menegaskan, “semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga…, bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu” (10:19-20).
Hari ini Gereja mengenang Santo Stefanus, pribadi penuh Roh Kudus. Ia tidak mencari perhatian agar banyak orang mengagumi kehebatannya tetapi justru mengalami perlakuan keji dari para penguasa yang tidak percaya atas karunia dan mujizat-mujizat Allah melalui dirinya. Mereka menyeret Stefanus ke luar kota dan melemparinya (7:58). Sebelum wafat Stefanus berdoa: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Santo Stefanus, doakanlah kami.
Monica Maria Meifung Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta