Tantangan Gereja Balkan

174
Paus Fransiskus bertemu para uskup dari Serbia, Kosovo, Montenegro, dan Makedonia.
[Radio Vatikan]

HIDUPKATOLIK.com - Para uskup di empat negara Balkan tergabung dalam Konferensi Para Uskup Internasional St Sirilus dan Methodius. Menghadapi tantangan yang berbeda, para uskup meminta Bapa Suci agar memisahkan mereka ke dalam konferensi tingkat nasional.

PAUS Fransiskus bertemu dengan para uskup dari Serbia, Kosovo, Montenegro, dan Makedonia, yang tergabung dalam Konferensi Para Uskup Internasional St Sirilus dan Methodius. Dialog ekumenis menjadi tajuk kunjungan ad limina Apostolorum, kunjungan secara berkala para Uskup untuk bertemu Paus.

Ketua Konferensi, Mgr Ladislav Nemét SVD mengatakan, dialog ekumenis dan lintas agama merupakan fokus Konferensi Para Uskup di empat negara Semenanjung Balkan itu. “Adapun di Serbia, kolaborasi dan hubungan ekumenis antara Takhta Suci dan Gereja Ortodoks Serbia sangat baik,” ujarnya seperti dilansir Radio Vatikan, akhir Januari.

Demikian juga di Kosovo, Mgr Nemét menilai, dialog antaragama lebih bermakna karena umat Katolik hidup di antara umat Islam. Situasi berbeda terjadi di Montenegro dan Makedonia, di mana Gereja Katolik masih sulit menjaga hubungan dengan Gereja Ortodoks yang tumbuh dengan bantuan besar dari negara.

Perbedaan situasi di keempat negara itu, kata Mgr Nemét, membuat Konferensi Para Uskup Internasional St Sirilus dan Methodius mengajukan permohonan kepada Takhta Suci agar Konferensi Para Uskup Internasional itu dibagi ke konferensi tingkat nasional masing-masing. “Kami memiliki empat negara dengan undang-undang yang berbeda: hanya di Serbia kami memiliki hak untuk mengajar agama di sekolah-sekolah dasar dan menengah. Pemerintah Montenegro telah menandatangani perjanjian fundamental dengan Takhta Suci. Namun, tidak ada kesepakatan serupa dengan negara-negara lain,” kata Uskup Zrenjanin, Serbia ini.

Paus Fransiskus belum menjawab permintaan tersebut. Namun, Mgr Nemét menegaskan, meskipun nanti akhirnya dibagi ke dalam Konferensi Para Uskup Nasional, mereka tetap menjaga semangat kerja sama antara empat negara. Hal ini untuk rekonsiliasi di empat negara pecahan Yugoslavia itu.

Mgr Nemét melanjutkan, para uskup akan tetap bergandengan tangan untuk berkontribusi bagi perdamaian sesuai dengan teladan Paus Fransiskus. “Ini (rekonsiliasi-Red) adalah masalah besar dan tantangan bagi kami. Rekonsiliasi antara Serbia dan Kroasia, Serbia dan Albania masih jauh dari harapan,” urainya seperti dilansir zenit.org.

Takhta Suci juga memiliki perhatian khusus untuk dialog ekumenis dan perdamaian, terutama di Eropa Timur dan Balkan. Pada Oktober 2016, Paus Fransiskus mengunjungi Georgia dan Azerbaijan. Kunjungan itu, bertema “Perdamaian dan Persaudaraan”. Dalam kunjungan itu, Paus bertemu dengan Patriark Georgia Ilia II.

Di Azerbaijan, Paus menerima sambutan hangat dari Sheik Allashukur Pashazade, tokoh Muslim di negara itu. Sebelum itu, Paus Fransiskus juga mengunjungi Armenia yang dikenal sebagai “Negara Katolik Pertama” dan Bosnia, negara pecahan Yugoslavia yang penduduknya mayoritas Muslim.

Edward Wirawan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini