Pancarkan Kebaikan Don Bosco

435
Mgr Suharyo memberkati pembawa persembahan dalam Misa HUT ke-14 Paroki Danau Sunter.
[HIDUP/Edward Wirawan]

HIDUPKATOLIK.com - Menyambut ulang tahun paroki ada beragam kegiatan bakti sosial. Tindakan nyata mengikuti teladan St Yohanes Bosco.

PATUNG St Yohanes Bosco di altar Gereja St Yohanes Bosco Danau Sunter tiba-tiba berbicara. Patung itu bercakap-cakap dengan Kepala Paroki Romo Yohannes Boedirahardjo Soerjonoto SDB. Patung itu mengutarakan niat untuk memberi kue keranjang kepada Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo dan seluruh umat Paroki Danau Sunter, akhir Januari lalu.

Tapi jangan salah, suara dari patung itu bukan sungguhan. Ada dubber atau pengisi suara yang bersembunyi. Meski demikian, niat patung itu tetap terwujud. Usai Misa, panitia membagikan kue keranjang seturut keinginan Don Bosco, patron Paroki ini.

Hari itu, Paroki Danau Sunter merayakan ulang tahun ke-14. Dalam khotbah, Mgr Suharyo mengajak umat meneladani St Yohanes Bosco. Ia menumpahkan kasih dan kebaikan bagi manusia di atas segalanya. St Yohanes Bosco, lanjut Mgr Suharyo, adalah orang baik. Kebaikan itu ia pancarkan kepada semua orang. Nilai itulah yang hendaknya dihayati dalam iman dan kasih persaudaraan, serta terpancar ke segala arah.

St Yohanes Bosco, katanya, adalah bapa dan guru orang muda. Ia membina orang muda, khususnya yang miskin dan berkekurangan agar mempunyai masa depan. “Masa depan yang dimaksud jika anak muda bertumbuh dalam kasih dan menjadi pribadi yang beradab.”

Romo Yohannes Boedirahardjo Soerjonoto SDB bersama Ustad Sahirin.[HIDUP/Edward Wirawan]
Romo Yohannes Boedirahardjo Soerjonoto SDB bersama Ustad Sahirin.
[HIDUP/Edward Wirawan]
Usai Misa digelar acara hiburan, makan bersama, dan bagi-bagi hadiah. Ketua Panitia, Harry Hartono mengatakan, mereka juga mengadakan tiga bakti sosial menyambut ulang tahun Paroki. Pertama, bantuan kepada warga etnis Tionghoa yang tak mampu merayakan Imlek. Kedua, memberi bantuan kepada Yayasan Atmabrata di Cilincing, Jakarta Utara. Yayasan itu mengasuh orang lanjut usia dan anak-anak sekolah. Ketiga, bakti sosial di Yayasan Nurul Falah. “Kita mau berbagi kasih kepada sesama.”

Ketua Yayasan Nurul Falah, Ustad Sahirin bersama sejumlah anak panti juga hadir di acara itu. Silaturahmi semacam ini, kata Ustad Sahirin, mesti terus diupayakan. Hal ini untuk menjaga dan menghormati perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan awal di panti, lanjutnya, selalu menekankan anak-anak di sana agar menghormati pemeluk agama lain.

Edward Wirawan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini