HIDUPKATOLIK.COM – Pastor Hertanto, selama ini saya kerap menyaksikan pemberkatan rumah atau kantor baru. Dalam hati saya muncul pertanyaan, mengapa rumah atau kantor perlu atau bahkan harus diberkati? Apakah ada dasar alkitabiah dan Hukum Kanoniknya? Terima kasih. (Rae Aprilina, Malang)
PEMBERKATAN rumah dan kantor termasuk ibadat sakramentali. Nama ini dipakai untuk membedakannya dari tujuh sakramen Gereja. Termasuk dalam sakramentali adalah konsekrasi (consecratio), persembahan (dedicatio) dan pemberkatan (benedictio). Secara umum pelaksanaannya diatur dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK) No. 1166-1669, namun secara khusus tata cara pemberkatan rumah dan kantor diatur dalam Pedoman Liturgi seperti Rituale Romanum (1969) atau De Benedictionibus (1984).
Pemberkatan rumah merupakan tradisi Katolik yang sangat dianjurkan. Tradisi ini dapat dirunut ke mandat Kristus sendiri yang dengan inkarnasi-Nya tinggal di tengah kita dan memberkati seluruh aspek kehidupan manusia. Ia memerintahkan para murid-Nya untuk masuk rumah dan memberikan salam kepada setiap rumah yang mereka kunjungi (Mat. 10). Dengan demikian mereka membawa damai Allah sendiri ke dalam rumah itu.
Yesus sendiri suka mengunjungi rumah. Semua yang menyambut-Nya merasa terberkati. Zakheus menyambut Yesus dalam rumahnya sedemikian gembiranya sehingga ia dengan tulus bertobat (Luk. 19). Yesus juga berkunjung ke rumah Maria dan Marta sebagai sahabat dan saudara (Yoh. 11, Luk. 10). Di rumah Petrus Ia menyembuhkan ibu mertua Petrus yang sakit (Mat. 8). Ia membangkitkan anak Yairus yang sudah meninggal di rumahnya (Luk 8). Sesudah kebangkitan Ia memenuhi undangan untuk singgah: “Tinggallah bersama kami, sebab hari sudah malam.” Tak terkira sukacita mereka, di rumah itu mata mereka terbuka akan misteri kebangkitan (Luk. 24).
Ada banyak kisah Injil berhubungan dengan rumah, dan mengundang Yesus masuk dalam rumah merupakan berkah yang sangat baik. Rumah, home, tidak menunjuk pada gedung saja, tapi juga hidup dan jati diri. Itu sebabnya diangkat dalam perumpamaan: “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh …” (Mat. 7). Yesus sendiri suka menerima undangan untuk berkunjung. Ia yang “tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya” (Mat. 8) nanti digambarkan Kitab Wahyu sedang berdiri di muka pintu dan mengetok; “Jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” (Why. 3)
Sama halnya dengan kantor. Kita ingin selalu mulai yang baru dengan damai, dan dengan pengharapan baru. Kita ingin rumah dan kantor baru membuat kita merasa diri berharga dan bermartabat. Minta berkat memperkuat intensi kita untuk mengawali kehidupan baru itu. Siapa lagi yang dapat memberikan kita rasa nyaman dan terberkati, selain Tuhan sendiri? “Setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah” (Ibr. 3:1-6).
Pemberkatan rumah dan kantor ditujukan pada dua hal utama: agar Tuhan merajai rumah dan kantor kita, sehingga kita bebas dari segala yang jahat, dan agar Tuhan memberkati penghuninya dan tamu di rumah dan kantor kita. Karena itu pemberkatan harus dihadiri oleh keluarga atau karyawan karena yang diberkati bukan hanya gedungnya. Biasanya kita juga mengundang kenalan- kenalan untuk mendukung doa kita. Begitulah imam atau diakon akan berkeliling dari luar sampai ke dalam untuk memberkati setiap ruangan dengan doa dan pemercikan air suci. Kita percaya Tuhan sendiri akan menjaga dan memberkati kita.
HIDUP NO.08, 20 Februari 2022
Pastor Gregorius Hertanto, MSC
(Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara)
Silakan kirim pertanyaan Anda ke: [email protected] atau WhatsApp 0812.9295.5952. Kami menjamin kerahasiaan identitas Anda.