Perempuan Adat Papua Minta TNI/POLRI Usut Tuntas Insiden Kemanusiaan di Distrik Moskona, Kabupaten Teluk Bintuni

325
Yustina Ogoney bersama perempuan Papua/Dok. Ist

HIDUPKATOLIK.COM – Insiden pembantaian terhadap 14 orang pekerja proyek Jalan Trans Kabupaten Teluk Bintuni-Kabupaten Maybrat menyisakan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia. Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma menyampaikan bahwa persoalan ini harus ditindaklanjuti secara serius. “Kami berduka cita atas insiden yang terjadi di Maybrat, harapannya kasus ini dapat diusut tuntas dan motif kasus ini dapat lekas terkuak”, kata Gusma.

Gusma menilai upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas keamanan Papua masih menyisakan sejumlah Pekerjaan Rumah. Menurutnya, perlu ada dekonstruksi pola penanggulangan konflik agar kejadian seperti ini tidak terulang. “Pemuda Katolik merasa prihatin atas keamanan yang tak kunjung stabil, namun kita tidak bisa semata berhenti pada keprihatinan, mesti ada langkah perbaikan bersama untuk menghadirkan perubahan”, pungkas Gusma.

Ketua Departemen Gugus Tugas Papua Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Melkior NN Sitokdana mengutuk pelaku pembantaian 14 warga pekerja jalan di ruas jalan Distrik Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni ke Kabupaten Maybrat . “Menghilangkan nyawa orang dengan alasan apapun tidak dibenarkan, terlebih Allah melarang kita jangan membunuh”, ujar Melkior.

Melkior juga menyerukan agar semua pihak lebih mengedepankan dialog dalam menyelesaikan berbagai persoalan di Tanah Papua. “Persoalan HAM yang terjadi di Papua selama ini adalah motif politik dan ekonomi. Beberapa tahun ini kasus HAM semakin meningkat, oleh karena itu Pemerintah perlu mencari solusi strategis yang bersifat humanis untuk mengakhiri persoalan kemanusiaan ini” pungkas Melkior.

Sementara itu Ketua Pemuda Katolik Komisiariat Daerah Papua Barat Yustina Ogoney mengatakan, dirinya mendesak agar aparat TNI/POLRI segera mengutus tuntas persoalan ini. “Saya mendesak aparat TNI/POLRI untuk segera menyelesaikan persoalan ini secara cepat. Akibat persoalan ini,membuat aktifitas pelayanan masyarakat di daerah Moskona menjadi terganggu. Petugas medis, guru, pekerja jalan dan jembatan harus meninggalkan tempat tugas untuk mengungsi,” ujar Yustina.

Selanjutnya Yustina menegaskan persoalan ini adalah persoalan ini adalah persoalan kemanusiaan. “Ini murni kejahatan kemanusiaan, para korban dibantai tanpa ada perik kemanusiaan; Ini perbuatan terkutuk.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini