Renungan Harian 19 September 2022 “Pelita Yang Menyala”

406

HIDUPKATOLIK.COM – Pekan Biasa XXV; Ams. 3:27-34; Mzm.15:2-3ab, 3cd-4ab,5; Luk. 8:16-18

DALAM Perjanjian Baru, terang dipakai sebagai lambang keselamatan. Allah yang berinisiatif menyelamatkan manusia, menghendaki manusia tinggal dan hidup dalam keselamatan-Nya. Keselamatan tidak hanya melepaskan kita dari dosa tetapi juga memampukan kita untuk hidup bercahaya di tengah dunia. Kita semua dipanggil untuk mewartakan keselamataan, bukan menyembunyikannya.

Kitab Amsal (3:27-32) menyebut sejumlah keutamaan agar pelita kita tetap menyala, yaitu tekun berbuat baik, hidup benar, jujur dan rendah hati. Berbuat baiklah tanpa menunda. Jangan mengkhianati orang yang memercayai kita, jauhi pertengkaran. Jangan iri hati dan mengingingkan jalan orang jahat. Tuhan berkenan memberkati orang yang bergaul erat dengan-Nya.

Injil menasihati kita, “perhatikan cara kamu mendengar” (8:18). Iman timbul dari pendengaran. Mereka yang tak mau mendengar, tak akan mampu memancarkan terang keselamatan Allah. Ungkapan ‘tidak mendengar’ sering dipakai untuk orang yang tidak melaksanakan apa yang diminta darinya. Menjadi pelita yang menyala adalah undangan untuk menjadi pendengar dan pelaksana kehendak Allah.

Monica Maria Meifung Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini