Peka dan Berani Berekspresi

124
Romo Is, Puspitasari, dan Romo Benny.
[HIDUP/Karina Chrisyanti]

HIDUPKATOLIK.com - DALAM sepucuk surat, Paus Fransiskus menulis keinginannya. Paus menulis, ia lebih suka dengan Gereja yang memar, terluka, dan kotor karena keluar di jalan-jalan daripada Gereja yang tak sehat karena dibatasi dan menempel pada keamanan diri sendiri. “Kata memar membuat saya teringat penganiayaan yang dialami Romo Benny,” kenang Romo Ignatius Ismartono SJ di Gedung Sanggar Prathivi Jakarta, Rabu, 1/2.

Romo Benny yang dimaksud Romo Is adalah Romo Antonius Benny Susetyo. Imam Keuskupan Malang itu di keroyok pada 11 Agustus 2008. Sekretaris Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Wali gereja Indonesia kala itu, mengalami luka serius di bagian kepala dan dilarikan ke rumah sakit.

Romo Benny yang disebut Romo Is juga hadir dan menjadi pembicara. Kata Romo Benny, masih ada umat Katolik saat ini yang merasa minder karena menjadi kaum minoritas di negeri ini. Ia mendorong, pada era di gital seperti sekarang, sebagai minoritas tak cukup hanya diam dan bersuara lewat media sosial. “Sudah kuno hanya share renungan atau pendapat dari grup sebelah ke grup lain. Peka dan beranilah berekspresi dengan identitas kita,” serunya.

Karina Chrisyantia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini