Renungan Rabu, 15 Februari 2017 : Akhir Air Bah

358

HIDUPKATOLIK.com - Pekan Biasa VI; Kej 8: 6-13.20-22; Mzm 116; Mrk 8: 22-26

BACAAN pertama mengisahkan akhir dari air bah. Setelah semua selesai, Nuh keluar dari bahtera dan mempersembahkan kurban kepada Tuhan sebagai ungkapan syukur atas karya penyelamatan-Nya (ay.20). Tanggapan Tuhan yang digambarkan secara antropomorfistik amat mengharukan, “Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah Tuhan dalam hati-Nya: ‘Ku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. …’” (ay.21-22).

Bagian pertama dari kata-kata Tuhan ini menggemakan Kej 6:5 yang menjadi alasan mengapa Ia menurunkan air bah. Kini Ia tegaskan bahwa Ia tidak akan lagi turun tangan memusnahkan kejahatan. Resikonya Ia mesti menanggung pilu di hati-Nya (bdk. Kej 6:6). Bagian kedua mengingatkan kita pada kata-kata Yesus tentang Bapa, “yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar” (Mat 5:45).

Lalu? Orang sering mengatakan bahwa Allah Perjanjian Lama adalah Allah yang kejam. Bacaan hari ini menunjukkan yang sebaliknya. Bagaimana manusia menanggapi Kerahiman Allah ini?

V. Indra Sanjaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini