Paras Baru Rumah Duka Carolus: Pelayanan Lebih Lengkap di Pusat Kota Jakarta

1475
Gedung baru, Rumah Duka Carolus, Jakarta Pusat

HIDUPKATOLIK.COM – KETIKA mengunjungi kompleks Rumah Sakit St. Carolus di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat,  kita akan menemukan sesuatu yang baru. Berjalan dari gerbang utama, menyusuri bangunan, ruang demi ruang, di paling belakang ada sebuah gedung, tampak gres dan modern. Di depannya berjejer mobil jenazah berwarna putih, di bagian pintunya terdapat logo dengan gambar burung merpati putih dan hati berwarna biru.

Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo (kedua dari kanan) menandatangani prasasti didampingi Sr. Yustina CB, Edi Suksmoro, dan Bernard Gunawan H (paling kanan), Kamis, 26/5/2022.

Sampai di lobby utama, kita akan disambut dengan keramahan para penjaga keamanan, terlihat dari gestur mereka yang meletakan tangan ke dada di sebelah kiri, dengan posisi badan setengah membungkuk. Gestur itu akan ditemukan pada setiap karyawan yang bekerja di tempat tersebut termasuk petugas cleaning service. Bangunan yang menjulang tinggi ini merupakan Rumah Duka Carolus (RDC).

Gagasan Baru

Berawal dari Perkumpulan Perhimpunan St. Carolus Vereeniging (PPSC) mendirikan Yayasan Pelayanan Pemakaman Carolus (YPPC)  untuk mengelola kamar jenazah. Kemudian, YPPC memperoleh izin operasional secara resmi dari Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta, untuk pengelolaan sebuah rumah duka. Rumah Duka St. Carolus di bawah naungan Yayasan Pelayanan Pemakaman Carolus (YPPC), mulai memberikan pelayanan kedukaan kepada masyarakat pada tanggal 1 Januari 1998 hingga sekarang.

Di akhir tahun 2018, Romo Steve Winarto, Pr  ditugaskan oleh Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) untuk berkarya dalam pelayanan kedukaan. Di tahun 2019, sebagai Ketua Pengurus Yayasan Pelayanan Pemakaman Carolus (YPPC), Romo Steve menggagas pembentukan Panitia Pembangunan Rumah Duka untuk pengembangan layanan yang terkini dan dapat mencakup seluruh kebutuhan pelayanan kedukaan masyarakat.

Menurut Romo Steve, adanya gagasan merevitalisasi Rumah Duka St. Carolus didasarkan pada upaya YPPC dalam mengoptimalisasi pemberian pelayanan kedukaan kepada masyarakat. Rencana renovasi total menjadi rumah duka juga mendapatkan sambutan dan dukungan antusias masyarakat sekitar secara positif yang nampak saat kegiatan kunjungan kepada warga Kelurahan Paseban.

One Stop Solution

Panitia pembangunan mulai melakukan perencanaan pembangunan, dimulai dari infrastruktur, teknologi, maupun fasilitas, dengan didukung oleh berbagai tenaga ahli di bidangnya.  Bukan hanya layanan terkait dengan kamar jenazah, namun RDC dapat menyediakan fasilitas yang lebih lengkap, seperti mortuarium, kolumbarium, dan krematorium dengan teknologi terkini. Sehingga Carolus mempunyai sebuah rumah duka yang bisa menjadi One Stop Solution bagi masyarakat yang membutuhkan.

Logo baru (gambar di atas) Rumah Duka Carolus

Tahun 2021, KSO Rumah Duka Carolus sebagai pengelola Rumah Duka Carolus, melakukan transformasi dan inovasi secara massive, baik untuk layanan yang berbasis teknologi, juga kelengkapan fasilitas dari pelayanan kedukaan. Upaya tersebut dilakukan untuk bisa relevan dalam memberikan pelayanan kedukaan untuk semua kalangan.

“Sejak 2021 tim manajemen kami berupaya melakukan transformasi dan inovasi secara menyeluruh, bukan hanya pada aspek infrastruktur, teknologi dan pelayanan saja, namun juga dari sisi pengelolaan yang kini telah diperbaharui dan dikelola oleh KSO Rumah Duka Carolus, dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kedukaan yang semakin profesional dan relevan sesuai kebutuhan masyarakat di era digital ini” ungkap Romo Steve sebagai Ketua Komite Pengelola KSO Rumah Duka Carolus.

Ketua Perhimpunan St. Carolus Vereeniging (PPSC), Edi Suksmoro memukul gong saat Grand Opening Rumah Duka Carolus.

Selama kurang lebih dua tahun, perjalanan pembangunan demi pelayanan terbaik ini pun rampung. Misa pemberkatan Gedung Rumah Duka Carolus diselenggarakan bersama Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, Jumat, 21 Januari 2022.

Dalam prosesi pemberkatan, Kardinal didampingi para imam berkeliling untuk memerciki setiap sudut RDC baik di ruang semayam sebanyak 23 ruangan, ruang mortuarium, kolumbarium, ruang doa, alat atau mesin kremasi dan berbagai benda suci yang diperlukan atau dipergunakan untuk mobilitas dan kegiatan operasional RDC.

Gedung RDC dibangun sejak 1975.  Awalnya, rumah duka ini mempunyai 5 ruang semayam dan 1 kapel, sekarang Gedung RDC memiliki 10 lantai mencakup 23 ruang persemayaman dan kamar istirahat, krematorium, kolumbarium (rumah abu), ruang doa, tersedianya toko untuk membeli perlengkapan jenazah serta transportasi jenazah dalam dan luar negeri.

Kembali Beroperasi

Hari Raya Kenaikan Tuhan pada Kamis, 26 Mei 2022 dipilih oleh RDC untuk menyelenggarakan Grand Opening. RDC yang baru siap melayani kembali dengan mengusung tagline: “Melayani dengan Hati Menuju Keabadian.”

“Selama perjalanan dua tahun ini dalam pembangunan, pasti kesannya menggembirakan bisa selesai dan akhirnya kami kembali. Yang paling utama adalah nilainya, kami bisa kembali untuk melakukan pelayanan kembali kepada keluarga-keluarga yang berduka, yang membutuhkan pelayanan kedukaan, pelayanan kemanusiaan dari kami semua,” tutur Romo Steve.

Sebagian dari ruang-ruang yang tersedia untuk pelayanan di Rumah Duka Carolus

Ketika Perayaan Ekaristi Grand Opening RDC, Kardinal mengucapkan rasa syukur atas keterlibatan sekian banyak pribadi dalam pembangunan RDC.

Dalam homilinya, Kardinal juga  menjelaskan, lembaga yang melayani pelayanan kedukaan di Carolus bernama Parahita Cahaya Esa yang disingkat PACE.

Pace dalam bahasa Italia artinya damai.  Sementara Parahita Cahaya Esa itu artinya melayani orang-orang untuk menuju Sang Cahaya. Artinya, Sang Cahaya adalah kemuliaan Surgawi, Kemuliaan Tuhan.  Nama itu dipilih dengan sengaja, agar harapannya semua yang dilayani di tempat ini, keluarga yang ditinggalkan merasa bahwa mendapatkan pelayanan sebaik-baiknya dan diterima dalam kemuliaan Tuhan,” jelasnya.

Sr. Yustina, CB mewakili Kongregasi Suster CB, memotong untaian melati sebagai tanda pembukaan seluruh karya dan layanan Rumah Duka Carolus.

Bagi Kardinal, RDC tidak boleh dipisahkan dari seluruh sejarah-sejarah lembaga-lembaga yang ada di kompleks Rumah Sakit St. Carolus.  Lembaga terakhir yang lahir dalam kompleks ini adalah RDC yang membekali diri dengan semboyan Parahita Cahaya Esa.

“Ini adalah pelayanan yang tidak bisa dilepaskan di dalam konteks peristiwa Yesus naik ke surga. Yesus naik ke surga tidak ada lagi diantara kita, kita yang mesti menghadirkan Yesus, karya di tengah-tengah sejarah. Kita masih ingat dulu tempatnya kecil, diujung. Sekarang pelayanan dikembangkan. Tujuannya untuk merawat dan mengembangkan tugas perutusan dan misi, yang dipercayaka Tuhan kepada kita yakni  menampilkan wajah Allah yang berbelas kasih,” kata Kardinal.

Bela Rasa

Wajah boleh baru namun hatinya tetap sama. Walaupun gedungnya megah, layanan di dalamnya tidak berubah, justru ditingkatkan sesuai dengan perkembangan zaman.

Hal ini yang diwujudkan oleh RDC. Salah satu unsur yang sangat menonjol, yang menjadi kekhasan di RDC adalah unsur bela rasa. Bagi Romo Steve, bela rasa itu ketika kita mau sehati, seperasaan dengan mereka keluarga yang berduka.

RDC memberikan pelayanan bela rasa, bagi keluarga prasejahtera. Romo Steve menjelaskan, bagi mereka yang kekurangan dalam hal ekonomi dan ketika mengalami situasi kedukaan,  RDC siap melayani dengan ada paket khusus.  Kedukaan dapat menimpa siapapun, begitu juga dengan RDC. Mereka  melayani umat dari berbagai macam kalangan, bahkan yang paling utama umat pra-sejahtera.

“Jangan melihat dari tampak gedung, yang tinggi, yang besar tetapi pelayanan yang kami berikan, pelayanan yang sungguh-sungguh totalitas dari hati kami dan mau meringankan beban kedukaan saudara-saudar,” pungkas Romo Steve.

Karina Chrisyantia/Felicia Permata Hanggu

HIDUP, Edisi No. 29, Tahun ke-75, Minggu, 17 Juli 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini