HIDUPKATOLIK.COM – Sejak berdirinya setahun yang lalu, Tahun Orientasi Rohani St.Yohanes Paulus II Keuskupang Agung Merauke (KAMe), untuk pertama kalinya menuai panenan yakni penerimaan busana rohani (jubah) kepada 13 frater yang berlangsung di Gereja St.Fransiskus Xaverius Katedral Merauke, Minggu, 5/6/2022.
Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC memimpin penerimaan jubah didampingi oleh Pastor Hendrikus Kariwop, MSC selaku Vikjen KAMe, Pastor Johanes Juenmo Kandam selaku Sekjen KAMe dan Pastor Costan Ohoira selaku Rektor TOR St.Yohanes Paulus II.
Dalam khotbahnya,Uskup Mandagi menegaskan bahwa, “Pada Hari Raya Pentekosta setiap orang katolik diberikan Roh Kudus, Roh Penolong yang menyertai umat sampai selama-lamanya. Maka di tengah-tengah godaan dan ancaman, orang Katolik punya sahabat yang istimewa yaitu Roh Kudus. Roh tinggal dalam hati dan bergerak dari dalam dan tidak kelihatan.’’
“Sejatinya orang Kristiani bersyukur diberikan Roh Kudus pada saat dipermandikan. Seperti Bunda Maria diberikan Roh Kudus, ketika mengalami penderitaan hebat. Maka ia mengajak umat agar membuka hati untuk dipimpin oleh Roh Kudus, Roh Penolong kita supaya kita senantiasa mengasihi Yesus dengan menjalankan kasih,” ungkap Uskup Mandagi.
Ke-13 frater yang menerima jubah menandakan bahwa mereka berjuang mau menjadi orang baik. “Karena sering kali para imam dan suster memakai busana rohani putih, tetapi dikotori oleh dosa-dosa dan tidak menampakkan bahwa hidup mereka dipenuhi Roh Kudus,” tuturnya.
Dengan menerima jubah, menurut Uskup Mandagi, merupakan tanda bahwa para frater mampu menerima Roh Kudus dan berjuang menjadi orang-orang yang baik.
Sedangkan Pastor Costan Ohoira dalam kata sambutannya bersyukur atas rahmat Allah yang besar yang diberikan kepada umat KAMe lewat panggilan khusus ke-13 frater.
Menurutnya, itu berarti Allah menghendaki KAMe tetap hidup dan berkembang lewat orang-orang yang dipanggilnya secara khuus.
Pastor Costan mengatakan bahwa TOR menjadi masa yang sangat penting dari perjalanan seorang calon imam projo. Pentingnya TOR sebenarnya sudah terungkap dalam dekrit Konsili Vatikan ke-2 tentang Optatam Totius kemudian digarisbawahi dalam Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II dalam Pastores Dabo Vobis.
Pastor Costan menggarisbawahi apa yang menjadi harapan Uskup Mandagi ketika berada di KAMe. Uskup memberi perhatian khusus bagi para calon imam. Maka di KAMe telah hadir sejumlah seminari SMP, SMA dan KPA. Tahun ini akan berpindah ke tempat yang lebih bagus dan gedung yang lebih luas. Di samping kehadiran seminari-seminari itu TOR sudah dilaksanakan di KAMe dan ini merupakan sebuah keputusan berani Uskup Mandagi.
Pastor Costan mengajak umat untuk tetap mendoakan para frater yang akan melanjutkan ke jenjang Seminari Tinggi Interdiosesan Fajar Timur di Jayapura agar mereka tetap setia dan Roh Kudus menyertai dan menuntun dalam perjalanan panggilan mereka.
Penerimaan jubah yang disaksikan oleh umat, biarawan-biarawati dan keluarga para frater, berlangsung hikmat dan meriah. Acara ilanjutkan dengan ramah ramah bersama di taman Wisma Unio KAMe.