HIDUPKATOLIK.COM – Mintalah, akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”
Meminta menurut KBBI artinya memohonkan sesuatu, entah itu kesejahteraan, kenyamanan, keselamatan dll. Saya yakin masing-masing kita tentu mempunyai pengalaman dalam hal tersebut, dan pada kesempatan ini, saya akan mencoba berbagi pengalaman saya akan hal itu. Saya teringat akan komunitas pertama saya berasal, yaitu keluarga saya sendiri. Saya mempunyai saudara laki-laki yang tumbuh besar bersama saya dan sejauh ini saya mempunyai hubungan yang baik dengan dia.
Kemudian semenjak orang tua saya tiada, saudara saya inilah yang menanggung semua kebutuhan saya, apa pun itu. Namun dalam situasi seperti ini, saya tidak pernah merasa ada sesuatu yang kurang dari hidup saya, malah banyak hal indah yang terjadi, asal saya mau bersyukur atas apa yang ada, bukan mencari apa yang tidak ada.
Sebagai anak bungsu, jujur saja, saya agak mempunyai banyak permintaan kepada kakak saya, dan hal itu tanpa saya sadari. Terkadang respon dari kakak saya tidak seperti apa yang saya harapkan, karena ia tidak memberikan apa yang saya minta. Alasannya karena belum gajian, lagi tidak punya uang dsb. Namun apapun yang saya minta, dia selalu berusaha untuk bisa memberikannya, walaupun terkadang saya harus menunggu begitu lama dan bahkan dia sendiri lupa akan janjinya.
Setelah menunggu lama, apa yang dia berikan juga tidak selalu sesuai dengan apa yang saya harapkan. Misalnya saja ketika saya meminta uang jajan 20 ribu, tetapi yang diberikan cuma, 10 atau 5 ribu. Terkadang saya minta dibelikan paket internet sebulan, ternyata yang diberikan hanya paketan untuk seminggu saja, serta masih banyak hal lain yang tidak selalu sesuai dengan permintaan saya.
Seiring berjalannya waktu saya sadar bahwa kakak saya selalu berusaha memberikan apa yang saya minta. Pemberiannya pula adalah hal terbaik yang bisa dia berikan bagi saya. Sayanya saja yang kurang bersyukur dan tidak puas dengan apa yang sudah ada.
Dari pengalaman saya bersama dengan kakak saya, saya pun belajar, tentang bagaimana saya memandang relasi dengan Tuhan, khususnya dalam hal meminta atau memohon kepadanya. Hal itu saya simpulkan kedalam beberapa poin.
Pertama yaitu, ketika kita meminta artinya kita sadar akan ketergantungan kita kepada Tuhan, seperti ketergantungan kita terhadap orang tua kita sewaktu kecil. Meminta tidak selalu identik dengan hal buruk, bahwa banyak permintaan membuat kita manja dan menggampangkan segala sesuatu tanpa usaha. Meminta artinya kita sadar bahwa kita membutuhkan Tuhan dalam hidup kita, dan menyadari bahwa kita manusia yang lemah, untuk itu kita meminta Tuhan untuk menguatkan kita dalam kelemahan itu.
Kedua, setelah meminta kadang hal tersebut tidak begitu saja diberikan kepada kita. Hal ini serupa saat kita berdoa. Jika permohonan kita tidak dikabulkan, terkadang kita marah terhadap Tuhan, atau ketika apa yang kita peroleh dari permohonan kita tidak sesuai dengan permintaan kita dan kita mulai bertanya, Tuhan di manakah engkau?
Padahal kita tahu bahwa tidak semua permintaan itu akan selalu dapat diberikan bagi kita. Mungkin karena hal tersebut tidak sesuai dengan keinginan Tuhan, atau kita harus lebih bersabar dalam menunggu permohonan kita terkabul.
Ketiga, ketika kita berdoa seharusnya menjadi titik pasrah kita kepada Tuhan, bukan kumpulan hasrat yang timbul akibat keinginan yang tiada habisnya. Karena dengan berpasrah, artinya kita menyerahkan segala kehendak Tuhan dalam hidup kita. Dengan berpasrah, artinya kita tidak perlu menunggu kapan doa tersebut dijawab oleh Tuhan. Sebab boleh jadi bukan pada saat ini, melainkan pada saat yang Tuhan kehendaki. Karena kita sadar bahwa Tuhan pasti memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.
Poin terakhir kita perlu menyertai permohonan kita dengan usaha. Karena rahmat Tuhan tidak begitu saja turun dari langit, kita perlu berusaha untuk mendapatkannya. Seperti ketika kita meminta penyertaan Tuhan sebelum UTS. Tentu Tuhan tidak akan langsung memberikan jawaban atas soal-soal UTS di depan mata kita.
Maka kita perlu belajar agar bisa menjawab soal, sambil berdoa memohon penyertaan Tuhan. Akhirnya dalam masa prapaskah ini, marilah kita membangun kebiasaan berdoa, dengan meminta dan berpasrah kepada kehendak-Nya.
Petrus Wandi Marda, CICM,Mahasiswa STF Driyarkara