HIDUPKATOLIK.COM-BUPATI Bantul, Yogyakarta Suharsono terkenal sering menghadapi berbagai isu intoleransi baik dari warganya maupun dari luar. Selama sebelas tahun kepemimpinannya, ia sering diminta sekelompok orang untuk menutup beberapa Gereja di daerahnya. Sebut saja pada Juli 2016, ia diminta menutup Gereja Baptis Indonesia Saman di Kecamatan Semon. Tiga bulan kemudian kelompok yang sama membongkar Patung Yesus di Gereja St Yakobus Alfeus Kecamatan Pajangan.
Di penghujung tahun 2016, terjadi demonstasi menuntut Suharsono mencopot Yulius Suharta, Camat Pajangan. Masalah yang muncul adalah karena Suharta beragama Katolik. Namun seperti permintaan sebelumnya, sang Bupati tetap bersikeras menolak permintaan para pendemo. “Saya angkat dia sesuai dengan kompetensinya, bukan karena agamanya,†ungkap Suharsono.
Suharsono melanjutkan, Suharta pantas mendapatkan kedudukan itu karena dirinya telah mengikuti berbagai psikotes dan dinyatakan lulus. Sehingga tidak ada unsure agama apapun yang ada dalam pengangkatannya ini. Suharsono juga mengatakan ia menempatkan Suharta ke Pajangan agar bisa menumbuhkan semangat saling menghargai dan menjaga kerukunan di sana. “Tentu semua ini berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,†ungkapnya.
Yusti H.Wuarmanuk