Webinar Melawan Minder Menulis: Guru Diharapkan Berani Menulis dan Mempublikasikan Karya

267
Webinar 3 M di SMA Pangudi Luhur (PL) Kidul Loji Yogyakarta

HIDUPKATOLIK.COM– MENULIS adalah tantangan besar bagi para guru zaman ini, apalagi hasil karya dipublikasikan berupa buku maupun diterbitkan di media cetak. Tak menampik, minat guru untuk menulis agar dibacakan banyak orang sangat rendah. Realitas ini membuat SMA Pangudi Luhur (PL) Kidul Loji Yogyakarta mengadakan webinar “Melawan Minder Menulis” (3M ), melalui platform Zoom, sabtu, (4/12/21).

Hadir dalam webinar 3M ini para guru se-Indonesia dengan pembicara St. Kartono dan FX Triyas Hadi Prihantoro.

Br. Titus Toto Tri Nugroho, FIC selaku Kepala Sekolah SMP PL Kidul Loji menjelaskan webinar ini sebagai upaya menggugah, mengajak, dan membangkitkan minat para guru untuk aktif menulis lalu karyanya dipublikasikan. Lanjut Br. Titus, kegiatan ini sebagai bentuk sharing antar para guru di manapun yang memiliki profesi sebagai guru yang hobinya menulis. Sebab aktivitas menulis pada dasarnya ditekuni dari tingkat Sekolah Dasar. “Sebagai guru aktivitas menulis merupakan suatu kewajiban,” ujarnya.

Selanjutnya, Br. Titus menambahkan menulis memang aktivitas harian tetapi menulis lalu hasilnya dipublikasikan adalah butuh kualitas tertentu. “Namun bagaimana kemauan dan kemampuan kita ditantang untuk menulis dan dipublikasikan. Kehadiran guru yang suka menulis ini, akan membangkitkan kita untuk berani melawan minder menulis,” ucapnya.

Keberanian Menulis

Webinar ini dimulai dengan pembacaan Tata Tertib oleh Th. Ambar lalu dipandu oleh moderator Benedictus Banic Pribadi.

St. Kartono sebagai pembicara pertama diminta untuk mengaplikasikan webinar ini dalam praktik nyata. Hal ini sesuai harapan dari panitia, “Ada permohonanan agar narasumber mampu mempengaruhi, membangkitkan keberanian Bapak/Ibu guru untuk berani dan mau memulai menulis. Mohon diberikan trik dan tips sederhana tetapi mengena agar mudah dipahami dan menggugah niat menulis,” ujar Kartono, mengulang permintaan panitia.

Dalam pemaparannya, St. Kartono mengajak para guru untuk memahami pentingnya menulis. Untuk menulis, sebutnya, kuncinya terletak pada manajemen waktu untuk membaca. “Pada dasarnya dalam profesi guru, menulis bukan untuk menjadi penulis namun menulis sebagai kegiatan yang melekat pada profesi guru untuk dapat mengajari muridnya,” ucap kartono.

Lebih lanjut diceritakan perjalanannya menjadi penulis di media cetak sejak belum lulus kuliah tahun 1991. Berbagai tulisan mengalir setelah berhasil menaklukkan beberapa media seperti Harian Bernas Yogyakarta.

Berikutnya tulisan-tulisan mengalir sampai saat ini sekurangnya ada 600 karya. Menjadi lebih lengkap saat di tahun 2020 mendapat penghargaan sebagai penulis artikel terbaik tingkat nasional dengan tulisannya “Menjadi Guru yang Gembira.”

Di sesi kedua, FX Triyas Hadi Prihantoro membagikan materi, “Menulis Opini dan Resensi Buku”. Sebutnya, ada banyak kesempatan guru untuk mempublikasikan karyanya yang diapresiasi media massa. Ada kolom Surat Pembaca, Opini, Feature, Cerpen dan Resensi Buku. Banyak juga rubrik lain yang bebas untuk disampaikan oleh pembaca yang sederhana berdasarkan pengalaman pribadi Seperti Harian Solpos “Ah Tenane,” dan Kedaulatan Rakyat “Sungguh-sungguh Terjadi.”
Rubrik itu dapat sebagai salah satu sarana dalam keberanian menulis yang akhirnya dipublikasikan. Diceritakan pula karena sering menulis kegiatan sekolah, sosial dan Gereja mendapat kesempatan menjadi kontributor Majalah Hidup Katolik. “Sebuah kesempatan untuk mewartakan sesuai yang dilihat, dirasakan serta dialami dalam sebuah peristiwa,” katanya.
Webinar menjadi menarik saat sessi tanya jawab. Banyak pertanyaan masuk melalui chatting dan ada dua penanya yang bisa langsung bertanya kepada nara sumber. Penanya pertama FX Siswo Murdwiyono sebagai mantan pegurus Yayasan Bunda Hati Kudus (BHK) Jakarta,  tentang menulis sebagai dorongan pribadi atau karena tuntutan profesi. Penanya kedua, H Cahya Anggara tentang kiat-kiat apa tentang kemauan dan kemampuan guru dalam menulis.

FX Triyas Hadi Prihantoro

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini