Zakarias Wilil: Penangkapan 5 Siswa dan Warga Sipil, KOMNAS HAM Perlu Investigas

320
Ketua Lembaga Otsus PP PMKRI, Zakarias Wilil/Dok. Pribadi

HIDUPKATOLIK.COM – Ketua Lembaga Otsus PP PMKRI, Zakarias Wilil, S.Sos mengangkat suara terhadap lima siswa dan satu warga sipil yang di tangkap oleh Tentara Nasional Indonesia-Republik Indonesia (TNI-RI) di Distrik Aifat, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Jumat, (1/10/2021).

Ia mengatakan dirinya menghargai dan mendukung aparat keamanan TNI untuk melakukan pengejaran pelaku terhadap pmbunuhan empat anggota TNI, di Kampung Kisor. Namun, dalam pengejaran perlu mengetahui latar belakang orang tersebut jangan asal ditangkap.

Ketua Lembaga Otsus PP PMKRI, Zakarias Wilil/Dok. Pribadi

“Hari ini saya berpikir Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah harus segera mengambil tindakan untuk persoalan ini. Kalau boleh TNI dan POLRI dari Kabupaten Maybrat harus ditarik kembali. Karena saya melihat persoalan kehadiran TNI tidak memberikan hal positif (keamanan) yang baik kepada Masyarakat setempat,” tegas Zakarias.

Zakarias juga menyampaikan Persoalan yang terjadi saat ini di Kabupaten Maybrat terkesan mengesampingkan hak rakyat seakan rakyat adalah pengungsi di Tanah Papua. Mereka ditangkap tanpa melihat latar belakang yang lebih detail. Contohnya penangkapan lima siswa dan satu warga sipil yang dilakukan TNI terkesan memaksakan dan mereka adalah korban salah tangkap.

“Saya tegaskan, enam orang yang ditangkap itu bukan aktivis KNPB atau TPNPB/OPM. Mereka adalah siswa dan warga sipil. TNI harus melihat persoalan secara detail tergantung latar belakan orang tersebut. Supaya jalas jangan sampai orang yang ditangkap masyarakat sipil atau anak sekolah,” lanjutnya.

Zakarias juga mendukung perjuangan Gereja Katolik yang menyuarakan agar TNI – POLRI yang bertugas di Papua harus mengedepankan hati nurani. Hal ini sebagaimana pernah disampaikan Pastor Isak Bame dalam monitorpapua. com, bahwa oknum TNI yang bertugas di Maybrat nurani kemanusiaannya tidak berfungsi. “Pastor Izak juga mendesak KOMNAS HAM supaya melakukan investigasi di Kabupaten Maybrat,” jelas Zakarias.

Pastor Izak Bame/Dok. monitor Papua

Dengan harapan yang sama, Zakarias berharap kehadiran KOMNAS HAM di Kabupaten Maybrat bisa mengurangi dampai ketidakadilan dan penyalagunaan kekuasaan yang mengakibatkan hilangnya martabat manusia.

Sebelumnya di Kabupaten Maybrat, TNI menangkap lima siswa dan satu warga sipil pada 28 September 2021 lalu. Penangkapan ini disebut-sebut berhubungan dengan TPNPB-OPM. Mereka yang ditangkap adalah Nasman Murib, Gilame Tabuni, Komengge Telenggen, Keluar Telenggen, dan Yeniku Murib.

“Mereka adalah warga masyarakat lokal Sinak, tidak ada hubungan dengan pasukan TPNPB-OPM,” tegas Zakarias.

Zakarias menyayangkan bahwa akibat kejadian ini masyarakat sipil dan anak sekolah yang ada di daerah tersebut menjadi trauma akan kejadian serupa di kemudian hari. Hal ini juga berdampak pada beberapa daerah seperti Nduga, Intan Jaya, Puncak Jaya, Ilaga, serta tempat lain.

Pilamo  (Manokwari)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini