HIDUPKATOLIK.com – 2Kor.3:15-4:1,3-6; Mzm.85:9ab-10, 13-14; Mat.5:20-26
Paulus berjuang membawa terang Injil kepada jemaat di Korintus, yang tidak jarang hidup dalam perselisihan. Hal ini tidak mengherankan, karena umat Korintus, kota pelabuhan, terdiri dari aneka jenis suku bangsa dan tingkat status sosial. Tidak jarang kesalahpahaman muncul, ego pribadi dan kelompok juga menonjol, kesombongan dan sikap merendahkan pihak lain timbul. Contoh nyata 1Kor. 12-14 di mana Paulus harus
mengoreksi pertentangan internal umat Korintus yang saling menyombongkan karunia Roh mereka satu sama lain. Hal itu menutup dan menyelubungi kemuliaan Allah yang sebenarnya.
Memang tidak mudah menghidupi persaudaraan Kristiani. Yesus sudah mengingatkan kemungkinan perselisihan antarsaudara, saling merendahkan, bertengkar dalam amarah satu sama lain. Karena itu, Ia mengawaskan para saudara seiman untuk selalu mengusahakan damai dan bukan masing-masing membenarkan diri sendiri.
Dunia kita dewasa ini cenderung juga berlomba untuk saling menonjolkan diri, saling pamer dengan bantuan alat medsos. Tidak jarang, demi “likes” atau “followers” yang banyak, orang jadi saling menghina atau merendahkan. Padahal Tuhan sudah berkata, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.”
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap, Dosen Kitab Suci STT Pastor Bonus, Pontianak, Kalimantan Barat