HIDUPKATOLIK.COM – ALKISAH di suatu malam, kepala suku Indian Cherokee yang bijak sedang duduk dikelilingi para cucunya. Ia kemudian berkata bahwa ada dua serigala yang hidup dalam hati manusia.
Sang kepala suku lalu menjelaskan bahwa serigala pertama selalu mengajak manusia pada kebenaran yaitu: kebaikan, kesopanan, kedermawanan, kedamaian. Pokoknya segala hal yang baik.
Sedangkan serigala kedua selalu mendorong manusia pada kejahatan: kesombongan, keserakahan, kemarahan, kejahatan. Pokoknya, segala hal yang jahat.
Kedua serigala itu selalu berkelahi di setiap detik dan di setiap saat bahkan hingga detik ini sekali pun. Para cucu pun menjadi penasaran. Salah satu di antara mereka bertanya, “Mengapa mereka selalu berkelahi, Kek?”
“Karena mereka masing-masing ingin mendominasi yang lain,” jawab sang kakek.
Para cucu pun semakin terpaku dan penasaran, lalu mereka bertanya, “Serigala mana yang akan menang, Kek?”
“Serigala yang kamu pelihara dan yang kamu beri makan setiap hari,” jawab sang kakek sambil tersenyum.
Tidaklah dapat dipungkiri bahwa godaan-godaan yang berbentuk kesempatan dalam kehidupan sehari-hari bisa menjadi salah satu sumber masuknya kejahatan dalam pola pikir dan sikap hati setiap pribadi. Kekuatiran ini juga disampaikan rasul Paulus saat memberikan wejangan kepada para panatua jemaat di Efesus untuk mengingatkan mereka agar berwaspada dan menjaga komunitas yang sudah terbentuk, “Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan ini.”
Saat masih menjalani kehidupan di dunia, menjaga pola pikir dan sikap hati untuk selalu memberikan makan setiap hari kepada serigala yang baik bukanlah pekerjaan yang mudah sehubungan dengan banyaknya godaan, tantangan, dan kesempatan.
Yesus sebelum meninggalkan para murid-Nya sungguh mengetahui kesulitan dan masalah yang akan mereka hadapi, untuk itu hanya ada satu kekuatan yang dapat diandalkan yaitu perlindungan dari Allah di Surga dan Yesus sendiri telah memintanya, “Aku tidak meminta supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.”
Kejahatan sendiri sering datang berupa kesempatan-kesempatan yang tanpa disadari pada akhirnya muncul sebagai suatu jebakan batman yang menjerat, tepat seperti apa yang pernah disampaikan almarhum Bang Napi di sebuah stasiun televisi swasta:
“Waspadalah! Waspadalah!” “Kejahatan terjadi bukan hanya karena niat pelakunya, tetapi juga karena ada kesempatan”.
Maximillian Yamin Mochtar, karyawan, tinggal di Karawaci, Tangerang Selatan