BUKAN KUPU-KUPU MALAM

400
Bunga Kupu-kupu Malam

HIDUPKATOLIK.COM – HEMBUSAN angin dingin dan segar terasa menerpa wajah saya, ketika saya membuka pintu depan rumah. Hm… ini mungkin karena sepanjang malam hujan turun cukup deras dan lama sehingga udara dingin itu belum mau pergi. Segar dan membangkitkan semangat saya untuk melihat koleksi bunga kesayangan yang tumbuh subur di halaman rumah. Hayuk… ini waktunya saya untuk berkebun, semangat… semangat!!

Saya mempunyai bunga kesayangan, namanya bunga kupu-kupu atau Calincing Ungu atau nama kerennya Oxalis Triangulari.  Bunga kupu-kupu ini disetiap batangnya mempunyai 3 helai daun agak besar berbentuk seperti kupu-kupu, berwarna ungu dan mempunyai bunga kecil berwarna pink. Mungkin anda bertanya-tanya kenapa bukan bunga mawar, melati atau anggrek ?

Hahaha… saya memang sudah jatuh cinta dengan bunga kupu-kupu ini….

Bunga kupu-kupu ini tumbuh dari umbi kecil, dengan batang tinggi dan langsing tapi mudah patah karena batangnya seperti taoge. Tumbuhnya bisa rimbun bila media tanah, sinar matahari dan air yang disiram cukup. Dari 1 buah pot bunga yang dulu saya beli, sekarang sudah bisa jadi banyak dan sudah saya bagikan ke teman-teman untuk diadopt. Tahukah anda bahwa tanaman bunga kupu-kupu yang telah diadop oleh teman-teman saya ini, tumbuhnya mungkin tidak sama rimbunnya, ada pula yang tidak tumbuh atau malah mati?

Kenapa?? Karena di dalam berkebun ada triknya. Anda perlu melakukannya dengan sepenuh hati atau memperlakukan tanaman itu seperti seorang sahabat (ups maaf… ini hanya istilah bagi saya aja ya). Ya seperti seorang sahabat… diperhatikan, dikunjungi dan dirawat secara berkala. Setiap jam 8 pagi  daun bunga kupu-kupu dan bunganya yang berwarna pink akan mulai mekar  satu per satu, tetapi daun serta bunganya akan kuncup kembali pada sore hari menjelang malam. Lalu keesokan hari dia akan mekar kembali. Jadi setiap hari bunga dan daunnya akan ada terus mekar, sepanjang waktu.

Ketika saya mau memisahkan bunga kupu-kupu ini saya terkadang tidak tega dan sedikit sedih untuk melakukannya. Mengapa? Karena batang bunga kupu-kupu ini tumbuh saling terikat seperti berpelukan. Jadi dibutuhkan kesabaran dan tangan saya pun harus ekstra hati-hati melepaskan batang-batang yang saling  terikat itu. Supaya tidak ada batang daun yang patah, lalu mati. Setelah terpisahkan maka tanaman itu bisa langsung saya tanam dalam pot. Tetapi tanaman ini belum bisa diadop karena dia akan layu dalam waktu yang tidak dapat saya prediksi. Karena dia stres…. Ya, tanaman juga bisa stres loh, sehingga dia tidak mau tumbuh, berbunga ataupun menjadi layu sampai akhirnya mungkin mati. Jadi saya harus bagaimana? Ketika tanaman ini stress maka dia butuh saya atau anda untuk memperhatikannya supaya mau tumbuh kembali. Mari disiram, ditaruh di tempat yang teduh, diberi pupuk, diperhatikan dan didoakan supaya mau tumbuh kembali. Bunga Kupu-kupu ini akan selalu mekar di pagi hari, memamerkan keindahannya dan dia akan tertidur di waktu malam hari.

Begitu juga dengan pekerjaan atau pelayanan saya, baru bisa  terjadi bila saya mau melakukannya dengan hati  yang terbuka untuk  mau menerima suatu perubahan. Mempunyai kerendahan hati untuk mau menerima kritikan atau ide dan berusaha menciptakan suatu sukacita baru. Ya bekerja dengan hati. Bekerja dengan hati menurut saya adalah bekerja dengan sepenuh hati mau melayani dengan sabar, rendah hati, tulus dan ikhlas tanpa mengharapkan pujian. Apa bisa bekerja dengan hati di masa pandemi ini? Ayo dicoba.

Mungkin saat ini ada banyak orang bekerja dengan mengandalkan pikiran, tenaga dan terkadang hanya mau menurut pendapatnya sendiri saja. Tidak mau menerima kritikan atau pendapat orang lain. Saya merasa bahwa terkadang pendapat seseorang itu bisa saja membuat orang lain menjadi kecewa dan tersakiti alias mutung. Sehingga orang yang mendengarnya menjadi  kecewa lalu tidak mau lagi terlibat dalam suatu pelayanan. It’s ok… tidak apa-apa.  Tetapi saya masih tetap bisa berdoa dan berharap agar teman-teman yang dulu pernah merasa kecewa atau dikecewakan dalam suatu pelayanan, mau bangkit kembali  dan mau melayani kembali. Karena dalam suatu pelayanan dibutuhkan suatu kesabaran dan kerendahan hati untuk mau menerima apa pun yang terjadi. Dalam pelayanan apapun  saya berprinsip bahwa yang saya lakukan bukanlah untuk seseorang tetapi untuk Tuhan yang Maharahim. Saya percaya bahwa Tuhan punya cara-Nya sendiri untuk membimbing dan mengajari setiap pribadi. Pengalaman yang saya alami terkadang terasa kurang baik , berat dan menyedihkan tetapi saya tidak boleh menyerah. Ya, jangan pernah menyerah….

Tuhan hadir dalam hidup saya dengan penuh kerahiman karena kasih setia-Nya kepada saya dan keluarga saya yang sangatlah besar.  Begitu juga dengan hidup setiap orang. Tetapi apakah kita sudah peka dan bisa merasakan kehadiran-Nya? Banyak terjadi hal yang mustahil menurut kaca mata saya tetapi bagi Tuhan tidak ada sesuatu pun yang mustahil. Banyak kejutan-kejutan yang tak terduga dan ajaib terjadi, sehingga membuat saya terlepas dari segala permasalahan ataupun beban kehidupan ini. Nah… Sukacita besar inilah  yang membawa saya untuk selalu mau berproses sesulit apapun, bersyukur dan mau memuliakan nama Tuhan.  Saya mau belajar terus dan terus untuk bisa bekerja dengan hati dan lebih giat lagi dalam melayani Dia.  Karena misi saya hanya ingin menyenangkan hati Tuhan dan berusaha untuk bisa  membalas segala kebaikkan-Nya. Melalui hidup dan pelayanan, saya berkarya sampai akhir perjalanan hidup saya nanti…… Cia Yo….

Tuhan, ambil hidupku dan kuduskan bagi-Mu
Waktuku pun pakailah memuji-Mu slamanya
Tanganku gerakkanlah, kasih-Mu pendorongnya
Jadikanlah langkahku berkenan kepada-Mu

Eviantine Evi Susanto, Kontributor, Ibu Rumah Tangga

 

 

 

 

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini