Permenungan dari Bukit Sinaksak: Membereskan Jala Kehidupan

185
Frater Nicolaus Heru Andrianto, Kontributor, tinggal di Sinaksak, Pematangsiantar, Sumatera Utara

HIDUPKATOLIK.COM – PANDEMI Covid-19 masih menjadi situasi yang mengkhawatirkan sampai saat ini. Dalam banyak hal ruang gerak kita kurang bebas dan membuat kita waswas. Namun ada juga yang tampaknya menyepelekan situasi ini. Di tengah situasi ini barulah kadang kita tersadar bahwa hidup begitu singkat, begitu mudahnya hidup ini  direnggut ganasnya Covid-19 dan begitu banyak warta dukacita tersebar di media. Rantai kematian seolah menjadi rantai yang tak terputus, sebab setiap saat selalu ada data kematian baru karena wabah ini. Apa yang harus kita buat dengan situasi ini?

Di tengah situasi yang menggelisahkan ini, kita tetap dipanggil untuk mewartakan kebaikan Tuhan, kabar sukacita keselamatan sebagaimana hari ini dirayakan sebagai Minggu Sabda Allah.

Bacaan Pertama hari ini, mengundang kita untuk merenungkan usaha Yunus yang dipanggil Tuhan utk tetap mewartakan pertobatan agar pendengar beroleh keselamatan. Niniwe yang ada dalam situasi kejahatan akhirnya berbalik dan kembali kepada Allah. Orang Niniwe pun berhasil membereskan pola hidup mereka. Usaha pertobatan inilah yang akhirnya membuat Allah tidak menurunkan malapetaka kepada mereka.

Pengalaman pertobatan inilah yang juga kita upayakan dalam hidup ini. Kita diingatkan oleh Paulus dalam suratnya kepada Jemaat Korintus, bahwa waktunya singkat dan semua ada dalam kesementaraan.

Oleh karena itu, marilah kita membangun keberanian untuk membereskan jala kehidupan kita. Membereskan menjadi sebuah proses, tidak hanya mencucinya, melainkan merajut, melengkapi hal  yang masih kurang dalam diri kita, memperbaiki hal yang kurang berkenan di hati Allah, menambal hal-hal yang kosong dalam hidup kita, lebih-lebih komunikasi kita dengan Allah dan sesama.

Dengan demikian, tatkala jala hidup kita adalah jala yang tidak koyak, dan menjadi jala yg pantas,  maka kita memiliki keyakinan dalam iman, Allah  senantiasa memberi pengampunan bagi kita semua.

Namun, apakah sebagai murid, saya memiliki keberanian dalam bantuan rahmat Tuhan untuk meluangkan waktu sejenak dan berefleksi, kemudian  Membereskan jala kehidupan kita dalam pertobatan setiap hari?? Mari bermenung.

(Berdasarkan bacaan pada Minggu, 24 Januari 2021, Minggu Biasa III, Hari Minggu Sabda Allah: Yun 3:1-5.10; 1Kor 7: 29-31; Mrk 1:14-20)

 Frater Nicolaus Heru Andrianto, Kontributor, tinggal di Sinaksak, Pematangsiantar, Sumatera Utara

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini