Sumpah Pemuda di Aula Katedral

104
Mgr Ignatius Suharyo dalam Konferensi pers di Gedung karya Pastoral KAJ

HIDUPKATOLIK.com – KESATUAN Republik Indonesia telah bersama disyukuri oleh segenap bangsa. Indonesia jangan digoncang-goncang dan jangan terjadi perpecahan. Pesan ini disampaikan Mgr Ignatius Suharyo saat diadakan konferensi pers di Gedung Karya Pastoral KAJ, Jakarta Pusat, 25/12.

Mgr Suharyo menjelaskan ada tiga tiga tonggak sejarah yang penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Pertama, pada 1908 ada Kebangkitan Nasional dimana rasa nasionalisme di kalangan anak muda mulai menggebu-gebu. “Ini awal yang sangat penting, dan saat ini dinamakan kebangkitan nasional.”

Kedua, lanjut Mgr Suharyo, Sumpah pemuda 28 Okober 1928. “Tanggal 27 Oktober (1928-red)di aula belakang Katedral ini orang muda dari bermacam tempat berkumpul. Jadi sebelum Sumpah Pemuda di tempatnya yang sekarang menjadi museum di Kramat, mereka berkumpul di belakang Katedral yang sekarang aula, untuk menyatukan tekad. Sekat-sekat suku hilang, diciptakan satu bahasa Indonesia,” kata Mgr Suharyo.

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945 menjadi tonggak ketiga yang penting bagi perjalanan bangsa. Mgr Suharyo menambahkan, ketika itu ada tawar-menawar negara macam apa yang ingin dibangun di negeri ini dan sesudah perdebatan panjang akhirnya dibangunlah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “NKRI dibentuk dengan segala macam pengorbanan yang diberikan oleh berbagai pihak,” kata Mgr Suharyo.

Pada konferensi pers seusai Misa Natal ini, Mgr Suharyo juga menyampaikan bahwa gereja katolik ada rumus liturgi untuk tanah air. “Hampir setiap minggu setiap umat berdoa untuk bangsa dan negara,” katanya.

Antonius E Sugiyanto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini