Renungan Harian 18 November 2020 “Undangan Mendesak”

155

HIDUPKATOLIK.com – Why. 4:1-11; Mzm. 150:1-2, 3-4, 5-6; Luk. 19:11-28

PENGLIHATAN agung dan mulia yang disaksikan penulis Kitab Wahyu menjadi semacam antisipasi pengalaman surgawi yang pada bab-bab berikutnya akan dibuka ketujuh meterainya. Sang pelihat dari Patmos ini dibawa sampai pada pengalaman keluhuran dan keagungan tahta surgawi seperti yang dialami nabi Yesaya pada saat ia dipanggil Tuhan dalam Bait Allah (bdk. Yes.6:3).

Nyanyian “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.” (Why. 4:8) diserukan terus menerus oleh keempat mahluk bersayap enam, yang sejak Ireneus, dijadikan lambang keempat penginjil: “makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang” (Why. 4:7). Keempat lambang ini mengingatkan kita pula pada kisah panggilan Nabi Yehezkiel yang terkenal
(Lih. Yeh.1).

Keterkaitan yang bukan kebetulan ini sekali lagi menunjukkan bahwa perwahyuan dalam Kitab yang terakhir dalam Kitab Suci ini bukan sekadar ramalan masa depan, tetapi satu pesan pertobatan seperti yang selalu diserukan Kitab Nabi-Nabi. Perumpamaan Yesus dalam Injil harus juga dipahami demikian, yakni sebagai undangan yang mendesak untuk bertobat (bdk. Luk. 19:11, 26-28). Perumpamaan itu bukan sekadar kisah tentang pengembangan bakat dan minat, tapi soal hidup dan mati, orang harus mengambil sikap di
hadapannya, seperti yang diulang-ulang juga dalam Kitab Wahyu.

Romo Vitus Rubianto Solichin, SX, Dosen Kitab Suci STF Driyarkara, Jakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini