HIDUPKATOLIK.com – Ef. 5:21-33; Mzm. 128:1-2, 3, 4-5; Luk. 13:18-21
KISAH Efesus hari ini adalah salah satu pilihan bacaan dalam Misa/berkat perkawinan. Intinya berupa hubungan harmonis antara suami dan istri dengan berpedoman kepada hubungan hakiki antara Kristus sebagai kepala dengan Gereja sebagai tubuh-Nya. Hubungan ketaatan ini dijaminkan oleh kasih seorang kepada yang lain. Jikalau kasih sejati itu ada, dengan sendirinya ketaatan sukarela itu muncul. Seperti kata St. Agustinus, “Kasihilah…, dan perbuatlah sekehendak hatimu…!” Ya, jika memang kasih sejati ada, yang ada ialah semua tindakan kita hanya untuk membahagiakan dan menyenangkan
hati yang dikasihi, demi kebaikannya, untuk keselamatannya. Jelas setiap tindakan kita
menjadi hal yang baik bagi yang dikasihi, karena hati kita hanya terarah kepada keselamatannya.
Tindakan nyata kasih suami-istri, dan antar manusia yang lebih luas, tidak perlu dijalankan dengan heboh atau tampak dalam hal spektakuler. Justru kasih yang benar hadir secara tenang dan diam-diam, tidak dipamerkan, namun tumbuh secara menetap, konsisten. Ibaratnya seperti ragi atau biji sesawi yang sangat kecil, tumbuh diam-diam tanpa ribut, namun buahnya berlimpah dan besar. Hari kita menjadi cerah jika dimulai dengan senyum
kecil dan ucapan “selamat pagi” yang tulus. Arah hidup seorang anak menjadi terarah jika melihat teladan kasih orang tua yang nyata setiap hari di rumah. Non multa, sed multum! Mutu hidup lebih penting daripada banyaknya kata-kata dan pekerjaan.
Hendaknya kita menjadi ragi kasih yang benar, dikerjakan dengan tekun, agar buah manis yang berlimpah menyebar ke sekeliling hidup kita.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap , Dosen Kitab Suci STT Pastor Bonus, Pontianak, Kalimantan Barat