Pastor Neles Openg: Alm. Pastor Linus J. Sumakud, MSC Adalah Imam yang Sederhana

823
Pastor Linus J Sumakud, MSC (Dok. Pribadi)

HIDUPKATOLIK.COM-LUPA persisnya kapan, tetapi kejadiannya di Gua Maria Airlow, Ambon, Maluku. Dalam sebuah kesempatan, Pastor Yopi, sapaan pastor bernama lengkap Linus J. Sumakud, MSC meminta saya menanam pohon markisa. Dengan logat Manado kental, Pastor Yopi berujar, “…ngana (kamu) tanam tu markisa. Kalau pohon markisa itu tumbuh subur dan berbuah berarti ngana pe panggilan (panggilan Anda) juga seperti itu. Menghasilkan ‘buah’ yang lebat,” ujar Pastor Yopy kala itu.

Tanpa pikir panjang, saya langsung menjawab, “siap Bapa Yopy,” begitu saya sering menyebut senior imam ini. Saya lantas menggali lubang, memasukan tanah subur, dan menempatkan satu bibit pohon markisa dalam lubang tersebut. Waktu berganti, tanpa dirawat-apalagi disiram setiap hari, (karena Tuhan yang akan merawat) pohon markisa itu bertumbuh begitu cepat. Kata rekan-rekan imam di Keuskupan Amboina, pohon itu subur bahkan berbuah, manis lagi buahnya. Entahlah apa Bapak Yopy sempat menikmati buahnya atau tidak. Saya juga tidak sempat menikmati buah itu karena keburu pindah ke tempat yang baru di Maluku Utara.

Cerita lain juga kalau saya bertemu Bapak Yopy di pastoran Paroki Maria Bintang Laut, Ambon. Memang bila masuk ruangannya, bau tembakau sek memenuhi hampir seluruh ruangan itu. Tetapi begitu Bapak Yopy menikmati hidup. Ia seorang yang sederhana, kebapaan, dan murah senyum. Tidak banyak menuntut dalam keseharian, kecuali dalam hal tata aturan Gerejawi dan iman kekatolikan.

Pernah, waktu itu saya mendapat cuti untuk pulang Flores. Saya tidak punya koper yang layak, sehingga saya bertamu ke Bapak Yopy. Tujuannya mau minta koper. Saya mengatakan, Bapak saya tidak ada koper yang layak untuk pulang Flores. Mau beli, tetapi  mahal. Dengan gayanya yang cuek dan meyakinkan Pastor Yopy berkata, “Ngana masuk ke kamar itu, lihat koper hitam di situ. Ambil dan pakai. Koper itu masih baru,” ungkapnya, dan saya masuk kamar ambil koper yang memang masih baru.

Saat masuk ke kamarnya, mata dan pikiran saya bingung. Pengalaman yang paling berkesan menurut saya adalah kesederhanaannya. Begitu saya masuk ke kamarnya, saya lihat kamar mandi dan WC tidak ada pintu. Dan bertahun-tahun Pastor Yopy tinggal di situ. Alasannya karena pastoran ini mau dibongkar jadi tidak perlu buat yang bagus-bagus. Bila ada dana, untuk pengembangan iman umat.

Lanjut, koper itu saya bawa pulang ke rumah keuskupan dengan hati penuh girang. Koper itu masih sampai sekarang menjadi kenang-kenangan untuk saya.

Ada banyak cerita yang menghiasi pengalaman pribadi saya dan Pastor Yopy. Saya berpikir juga pengalaman yang sama dialami para imam yang pernah bersama atau melayani di wilayah Keuskupan Amboina. Badannya memang gempul, tetapi jangan tanya semangatnya. Ia melayani tanpa lelah. Hidupnya lurus-lurus, tak main-main. Sekali imam, selamanya imam.

Sedih, terharu, dan bersyukur pernah mengalami hidup bersama dengan imam yang paling doyan makan buah langsat. Tidak heran dari orang tua sampai anak muda di Kota Ambon selalu senang dan dekat dengan Pastor Yopy. Kebapaannya, caranya merangkul, dan senyumannya membuat banyak orang nyaman berada di dekat Misionaris Hati Kudus Yesus ini.

Sayang, takdir berkehendak lain. Rabu, 14/10/2020, Tuhan yang empunya tuaian telah memanggilnya. Ia telah memilih yang terbaik dari yang baik untuk kebun anggur surgawi. Mungkin kebun anggur surgawi banyak membutuhkan pelayan. Kurang lebih 5 tahun Pastor Yopi berada di kursi roda, tetapi selalu energik. Ia tak ingin berputus asa dengan hidupnya-apalagi menyalahkan takdir karena kelumpuhannya. Sudah banyak cara ditempuh, tetapi akhirnya Guru sejati, Imam Surgawi memanggil Pastor Yopy.

Bapak Yopi, terima kasih untuk semuanya. Terima kasih atas cinta, dukungan, perhatian, dan kebaikan hatimu. Saya, imam mudamu, banyak belajar dari engkau. Nilai-nilai kehidupan dalam menjalani panggilan seperti kerendahan hati dan kesederhanaan akan terus terpancar dalam ingatanku. Engkau adalah imam tanpa sekat, selalu berpikir positif kepada siapapun, meski kadang tidak dalam pemikiran umat biasa.

Pastor Yopi, hiduplah dalam keabadian di sana. Hayatilah spiritualitas Hati Kudus Yesus yang belum sempurna di dunia ini di surga. Tuhan menyambutmu dalam kerajaan surgawi. Bapak Yopy masih ada buah langsat satu karung yang belum selesai kita makan. Bawalah buah langsat itu menuju surga, jangan lupa tawarkan kepada Sta. Theresia Avila, barangkali Sta. Theresia suka buah langsat.

Pastor Neles Openg (Maluku Utara)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini