Pemekaran Kevikepan Yogyakarta: Menuju Gereja yang Transformatif

1360
Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko (tengah) bersama Bupati Kulon Progo Bapak H. Sutejo Wiharso (kiri) dan perwakilan Gubernur DI Yogyakarta dalam acara Pemekaran Kevikepan Yogyakarta/Elisabeth Setyaningsih

HIDUPKATOLIK.COM-Dalam Temu Pastoral Keuskupan Agung Semarang (KAS) tahun 2019 lalu, diputuskan bahwa Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dimekarkan menjadi dua. Keputusan ini dipertegas lagi dalam pertemuan Dewan Imam KAS, Kamis, 5-6 Desember 2019.

Penegasan ini ditandai dengan menentukan pusat kevikepan yang baru yaitu Kevikepan Yogyakarta Barat yang berpusat di Paroki Santa Maria Bunda Penasehat Baik Wates. Sedangkan Kevikepan Yogyakarta Timur di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung.

Uskup Agung KAS, Mgr Robertus Rubiyatmoko mengatakan pencetusan ide pemekaran Kevikepan DIY sudah dimulai sejak tahun 2018. KAS merasa sudah saatnya memperluas pelayanan, yang lebih tepat sasaran dengan memekarkan dua kevikepan di DIY. Sejak itu, dibentuklah panitia persiapan pemekaran Kevikepan DIY dengan melakukan berbagai studi bersama memperdalam berbagai aspek di DIY.

Pelayanan Efektif

Lewat berbagai pertimbangan baik aspek historis, ekonomi, sosial, budaya, hukum Gereja dan legal formal, pada Rabu, 7/10/2020, dilaksanakan tiga momen penting yaitu perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) KAS ke-80, HUT Kevikepan Yogyakarta ke-54, sekaligus Pemekaran Kevikepan Yogyakarta menjadi dua bagian. Perayaan ini dilaksanakan di Paroki Santa Maria Bunda Penasehat Baik Wates, Kulon Progo, Yogyakarta.

Tiga perayaan ini dipuncaki dengan Misa kudus yang dipimpin Mgr. Rubiyatmoko. Dalam sambutannya, Uskup KAS menjelaskan inilah waktu yang sudah lama ditunggu yaitu pendirian Kevikepan Yogyakarta. Semua terjadi tepat pada waktunya yaitu saat Kevikepan Yogyakarta merayakan Ulang Tahun ke-54. “Memang sengaja tiga perayaan ini digabungkan agar lebih sederhana karena musim pandemi,” sebutnya.

Perayaan Ekaristi Pemekaran Kevikepan Yogyakarta menjadi dua bagian di Paroki Santa Maria Bunda Penasehat Baik Wates, Kulon Progo, Yogyakarta/Elisabeth Setyaningsih

Lanjutnya, peristiwa ini adalah peristiwa bersejarah di KAS. Kevikepan Yogyakarta akan dimekarkan menjadi dua yaitu Kevikepan Yogyakarta Timur dan Kevikepan Yogyakarta Barat. “Demi pelayanan yang semakin baik dan optimal, kita pikirkan untuk dimekarkan. Harapannya, umat semakin terlayani dan semakin banyak orang terlibat di dalamnya,” ujarnya.

Merefleksikan tema perayaan, “Menjadi Gereja yang Transformatif”, Mgr. Rubiyatmoko menjelaskan bahwa Gereja akan semakin berkembang bila setiap orang terlibat di dalamnya. Kehadiran umat menjadi kata kunci dalam pelayanan menuju Gereja yang transformatif. “Maka Gereja membutuhkan partisipasi umat agar dinamika pelayanan terus berkembang, dengan begitu terciptalah sebuah pelayanan yang transformatif,” sebutnya.

Pembagian Kevikepan

Pada kesempatan ini hadir juga Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang diwakili Bapak Mulyono dan Bupati Kulon Progo Bapak H. Sutejo Wiharso, para imam, suster, frater dan umat yang hadir terbatas karena penerapan protokol kesehatan.

Sutejo dalam sambutannya mengharapkan dengan pemekaran ini, geliat umat dalam hidup menggereja terus berkembang. Ia menjelaskan pemerintah daerah pada prinsipnya sangat mendukung kegiatan peribadatan sebab dengan beribadah seseorang bisa semakin memusatkan hidup pada nilai-nilai kehidupan salah satunya kehidupan yang damai.

Ia juga berharap agar dengan dinamikan pelayanan ini terciptanya sebuah situasi yang kondusif baik di tengah masyarakat maupun tengah umat yang berbeda agama.

Setelah pemekaran ini, Kevikepan Yogyakarta Barat meliputi 19 paroki, yaitu Wates, Bonoharjo, Nanggulan, Pelemdukuh, Boro, Promasan, Klepu. Sedayu, Klodran, Ganjuran, Gamping, Warak, Mlati, Medari, Somohitan, Brayut, Pakem, dan Banteng, dan Nandan. Pastor Alfonsus Rodriques Yudono Suwondo sebagai Vikaris Episkopal Yogyakarta Barat yang berpusat di Paroki Wates.

Sementara Kevikepan Yogyakarta Timur meliputi 18 paroki yaitu Minomartani, Babadan, Kalasan, Macanan, Pangkalan, Pringgolayan, Baciro, Pringwulung, Babarsari, Kotabaru, Jetis, Kidul Loji, Kumetiran, Pugeran, Bintaran, Wonosari, Kelor dan Bandung. Pastor Andrianus Maradio menjadi Vikaris Episkopal Yogyakarta Timur yang berpusat di Paroki St. Yohanes Rasul Pringwulung

Pastor Andrianus Maradio (empat dari kanan) sebagai Vikaris Episkopal Yogyakarta Timur dan Pastor A.R. Yudono Suwondo (keempat dari kiri) sebagai Vikaris Episkopal Yogyakarta Barat bersama umat Katolik di Kevikepan Yogyakarta/Elisabeth Setyaningsih

Saat ini, Kevikepan DI Yogyakarta sungguh berkembang pesat. Data akhir tahun 2019, jumlah umat Katolik di Yogyakarta 142. 597 jiwa dan tersebar di 37 paroki termasuk dua paroki administratif yang terbagi di empat kabupaten.

Yusti H. Wuarmanuk

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini