Jenazah Ditemukan dalam Keadaan Utuh, Makam Carlo Acutis dibuka untuk Penghormatan Sebelum Beatifikasi

25226
Makam Carlo Acutis dibuka untuk penghormatan publik di Assisi, Italia, 1 Oktober 2020. | Foto milik Keuskupan Assisi

HIDUPKATOLIK.COM— Makam Venerabilis Carlo Acutis dibuka untuk penghormatan publik menjelang beatifikasi sang programer komputer pada hari Kamis, 1/10. Seorang juru bicara beatifikasi Acutis mengatakan kepada CNA, 1/10,  bahwa seluruh tubuh masih dalam keadaan utuh, tetapi bukan berarti tidak rusak.

“Hari ini kita… melihatnya lagi dalam tubuh fana-nya. Jenazah yang telah mati secara biologis, selama bertahun-tahun terkubur di Assisi. Jenazah ini melalui proses pembusukan yang normal, warisan dari kondisi manusia setelah dipanggil oleh Tuhan, sumber kehidupan. Tetapi tubuh fana ini ditakdirkan untuk dibangkitkan, ”ujar Uskup Assisi, Mgr. Domenico Sorrentino pada Misa pembukaan makam 1 Oktober. Ia menjelaskan bahwa tubuh Acutis disatukan kembali dengan seni dan cinta.

Tubuh remaja itu akan dibuka untuk dihormati di peti kaca hingga 17 Oktober, untuk mengenang kehidupan Acutis di Assisi. Acutis, yang meninggal karena leukemia pada tahun 2006 di usia 15 tahun, dikenal karena keterampilan pemrograman komputernya dan kecintaannya pada Ekaristi dan Perawan Maria.

Jantung Acutis, yang sekarang dapat dianggap sebagai relikui akan dipajang di Basilika Santo Fransiskus di Assisi. Ibunya mengatakan bahwa keluarganya ingin menyumbangkan organnya ketika dia meninggal, tetapi tidak dapat melakukannya karena leukemia.

“Carlo adalah anak laki-laki di zaman kita. Seorang anak laki-laki era internet, dan model kesucian era digital, seperti yang disampaikan Paus Fransiskus dalam suratnya kepada kaum muda di seluruh dunia. Komputer… telah menjadi cara untuk melewati jalan-jalan dunia, seperti murid-murid Yesus yang pertama, membawa ke dalam hati dan rumah berita tentang kedamaian sejati, yang memuaskan dahaga tak terbatas yang mendiami hati manusia,” ucap Mgr. Sorrentino.

Rektor Sanctuary of Spoliation di Assisi, tempat makam Acutis berada, Pastor Carlos Acácio Gonçalves Ferreira mengatakan kepada EWTN bahwa pekerjaan rekonstruksi pada wajah Acutis diperlukan sebelum publik melihat makam tersebut. Acutis mengalami pendarahan otak pada saat kematiannya, dan ia mempersembahkan penderitaannya untuk Paus dan Gereja.

“Tubuhnya ditemukan utuh, tidak utuh, tapi integral, memiliki semua organnya. Perbaikan dilakukan pada wajahnya, ” jelas Pastor Ferreira. “Dalam beberapa hal, wajah duniawinya akan terlihat lagi. Tapi wajah itu – jangan lupa – sekarang tidak menunjuk pada dirinya sendiri, tapi kepada Tuhan, ”imbuh Mgr. Sorrentino.

Makam Acutis dibuka untuk penghormatan publik pada tanggal 1 hingga 17 Oktober di Assisi. Memungkinkan sebanyak mungkin orang melakukan kunjungan doa pada minggu-minggu sebelum dan setelah beatifikasi pada 10 Oktober mendatang, meskipun virus korona membatasi kehadiran.

Dalam wawancaranya dengan EWTN, Pastor Ferreira memuji Acutis sebagai saksi bahwa kekudusan bisa dicapai oleh remaja. Di makam tersebut, Acutis mengenakan pakaian santai yang dikenakannya dalam keseharian. Meski tidak dimakamkan dengan pakaian tersebut, diharapkan bisa menjadi bukti kehidupan sang remaja. “Untuk pertama kalinya dalam sejarah kita akan melihat seorang kudus mengenakan jins, sneakers, dan sweater,” ujar sang rektor. “Ini adalah pesan yang luar biasa bagi kami, kami dapat merasakan kekudusan bukan sebagai hal yang jauh, tetapi sebagai sesuatu yang berada dalam jangkauan setiap orang karena Tuhan adalah Tuhan atas semua orang.”

Pada tahun sebelum kematiannya, remaja Italia itu meneliti mukjizat Ekaristi untuk membuat katalog situs web dan membagikan informasi tersebut kepada banyak orang. Sebagai bagian dari perayaan 17 hari beatifikasi Acutis di Assisi, dua gereja mengadakan pameran mukjizat Ekaristi dan penampakan Maria yang dikatalogkan oleh Acutis.

Makam Acutis berada di Assisi’s Sanctuary of the Spoliation, di mana seorang Santo Fransiskus dari Assisi dikatakan telah menanggalkan pakaiannya yang mewah dan menggantinya dengan jubah lusuh. “Carlo Acutis, seperti St. Fransiskus, memiliki kesamaan, selain cinta untuk Yesus dan khususnya untuk Ekaristi, juga memiliki cinta yang besar untuk orang miskin,” terang Mgr. Sorrentino saat ia mengumumkan pada 1 Oktober bahwa dapur umum akan dibuka dekat Sanctuary of the Spoliation untuk mengenang Acutis.

Ibu Carlo Acutis, Antonia Salzano di depan makam anaknya. | Dok. Catholic News Agency

Ibu Carlo Acutis, Antonia Salzano mengatakan bahwa dia sangat tersentuh dengan dibukanya makam putranya untuk penghormatan publik. “Kami sangat senang akhirnya makam Carlo telah dibuka, terutama karena umat beriman yang tersebar di seluruh dunia akan dapat melihat dan menghormatinya dengan cara yang lebih ulet dan menarik,” katanya.

Antonia menambahkan, “Kami berharap melalui eksposisi tubuh Carlo, umat beriman dapat meningkatkan doa mereka kepada Tuhan dengan lebih bersemangat dan melalui iman Carlo mengundang kita semua untuk memiliki lebih banyak iman, harapan, dan kasih.  Kami berdoa agar Carlo menjadi perantara bagi kita semua kepada Tuhan dan mendapatkan banyak rahmat bagi kita,” ujarnya memungkasi.

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini