HIDUPKATOLIK.com – SEKITAR lima tahun yang lalu, petani anggur di daerah Gianyar, Bali tak semakmur saat ini. Buah-buah anggur hasil panen mereka banyak yang tak bisa terserap pasar. Kalaupun terjual harga yang didapat petani sangatlah murah, tak sebanding dengan jerih yang mereka keluarkan. Kenyataan ini diceritakan Mulyati Gozali di sela-sela kunjungan peserta Asian Liturgy Forum ke Sababay Winery, Gianyar Bali, 13/10.
Pemilik Sababay Winery ini mengungkapkan, “Lima tahun lalu petani di sini pendapatannya hanya Rp 1 juta per tahun. Padahal, mereka rajin, lahan mereka juga luas. Sayang, banyaknya anggur impor menghancurkan kehidupan mereka. Hasil panen anggur mereka hanya dihargai Rp 500 per kilogram ketika,†katanya.
Sejak lima tahun lalu saat pabrik wine kepunyaannya mulai beroperasi, Mulyati membeli anggur hasil panen petani. Anggur inilai yang menjadi bahan baku pembuatan wine di pabriknya. “Saat ini setiap kali panen mereka membeli sapi, hal ini yang dari waktu ke waktu meningkatkan ekonomi mereka,†kata umat paroki Santa Maria Tangerang ini.
Bagi Mulyati mengelola bisnis wine sangatlah susah di Indonesia, mulai dari izin juga sangat sulit didapatkan. Namun ada keyakinan dalam dirinya bahwa kalau usaha ini bermanfaat bagi sesama maka pasti akan dibukakan jalan dari Tuhan. “Saya bersyukur atas kunjungan para imam, dan suster, ini semakin menyemangati kami untuk berbuat lebih banyak untuk masyarakat di sini,†katanya.
 Antonius E Sugiyanto