GEREJA KOMUNITAS PENGHARAPAN

315
Mgr Suharyo melayani umat yang meminta tanda tangan pada jeda peluncuran buku.
[HIDUP/Stefanus P. Elu]

HIDUPKATOLIK.com – SEJAK 12 tahun lalu, terbersit dalam benak Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo untuk melihat Gereja sebagai komunitas pengharapan. Tahun lalu, ia memperkenalkan ide itu kepada Uskup se-Indonesia dalam Sidang Sinodal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Ia menawarkan agar Gereja sebagai komunitas pengharapan dijadikan wawasan bersama sehingga pastoral Gereja Indonesia seiring-sejalan menuju cakrawala itu.

Mgr Suharyo kembali membagikan konsep tersebut kepada khalayak lewat peluncuran buku berjudul “Community of Hope”. Sekretaris Lembaga Biblika Indonesia (LBI) Romo Albertus Purnomo OFM dan Peneliti Senior Center for Strategic and International Studies (CSIS) J. Kristiadi didaulat sebagai pembicara dalam acara yang berlangsung di Aula Katedral Jakarta, Sabtu, 10/9.

Menurut Romo Purnomo, geliat pengharapan yang dikenalkan Mgr Suharyo dapat ditemukan di kisah dua murid dalam perjalanan ke Emaus. Mereka gundah lantaran Sang Guru disalibkan. Tapi Yesus muncul sebagai teman diskusi dalam perjalanan. Usai peristiwa itu muncul harapan lewat pemecahan Roti. “Demikian pula dengan Magnificat Maria yang ditempatkan Mgr Suharyo sebagai simbol pengharapan. Kidung syukur itu dapat diulangi karena kita adalah Gereja yang sudah diselamatkan.”

Stefanus P. Elu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini