ISKA DITUNTUT TERLIBAT

64
Muliawan memotong tumpeng disaksikan Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan, para mantan menteri, dan Mgr Paskalis.
[HIDUP/A.Aditya Mahendra]

HIDUPKATOLIK.comKader ISKA adalah orang-orang pilihan. Sebagai orang pilihan, mereka dituntut terlibat bagi kebaikan bersama. Banyak ruang pembangunan yang bisa dilibati kader ISKA.

PERLU disadari bahwa setiap kita adalah orang pilihan Allah,” pesan Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM saat memimpin perayaan Ekaristi Dies Natalis ke-58 Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA). Maka Gereja, lanjut Mgr Paskalis, sangat mengharapkan peran awam dan cendekiawan agar terlibat dalam pembangunan masyarakat. “Setiap kader ISKA mesti mengenal jati dirinya sebagai umat yang kudus, pilihan Allah,” ujar Mgr Paskalis dalam acara yang digelar di Gedung Yustinus Universitas Atma Jaya Jakarta, pada Jumat sore, 27/5.

Sebagai pilihan Allah, maka ISKA seharusnya melakukan perbuatan-perbuatan besar bagi bangsa dan Gereja. “Dari ISKA kiranya muncul orang-orang yang tidak terjerumus oleh keinginan daging yang sedang menggerogoti bangsa ini,” ujar Mgr Paskalis tegas. Mgr Paskalis juga berharap, ISKA bisa memberikan teladan kehidupan yang diabdikan bagi bangsa dan negara, bukan demi kepentingan diri sendiri.

Segendang sepenarian dengan Mgr Paskalis, Ketua Presidium Pusat ISKA Muliawan Margadana menekankan bahwa kepentingan nasional dan keyakinan akan Pancasila merupakan nilai yang terus tertanam kuat dari generasi ke generasi. Muliawan menegaskan arti penting mengembangkan nasionalisme yang menyejahterakan; nasionalisme yang peduli dengan kebhinekaan Indonesia. “Sikap cinta tanah air, wawasan kebangsaan, kemauan rela berkorban, dan demi kepentingan nasional harus di atas kepentingan pribadi dan golongan,” tegas Muliawan.

Muliawan melanjutkan, ISKA akan terus mewarisi kesadaran bela negara, bela iman, dan bela rasa. Seluruh kader ISKA diminta untuk mengabdi bagi kesejahteraan bangsa dengan tetap menjadi bagian dari komunitas universal. “Nilai-nilai ke Indonesia-an dan ke-Katolikan-an menjadi pegangan utama dalam gerak langkah ISKA,” ujar Muliawan. Ia mengajak para sarjana dan cendekiawan Katolik terlibat dalam “Gerakan Solidaritas Tanpa Sekat”.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan yang hadir dalam acara ini juga mengajak kader ISKA agar mengisi ruang-ruang pembangunan yang kini sedang berjalan. “Ada banyak ruang, di mana kader ISKA bisa terlibat,” ujar Luhut. Maka, setiap kader ISKA mesti meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan profesionalisme.

Acara ini juga dihadiri beberapa mantan menteri, seperti Cosmas Batubara dan Purnomo Yusgiantoro. Acara ditutup dengan pemotongan tumpeng dan makan bersama.

Edward Wirawan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini