Berkah Rohani Kunjungan Paus

640
Paus Fransiskus diapit oleh Superior Regional Serikat Yesus Thailand, Pastor Agustinus Sugiyo Pitoyo, SJ (busana hitam) dan wakilnya, Pastor Miguel Garaizabal, SJ, di Nusiantura Thailand, Jumat, (22/11/2019).
[Dok.Pribadi]

HIDUPKATOLIK.com – Pewartaan tidak untuk menambah jumlah apalagi untuk membuat semakin berkuasa. Pewartaan adalah untuk membuka pintu supaya orang bisa mengenal dan merasakan kasih sayang Tuhan.

Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus berselang 35 tahun setelah Bapa Suci Yohanes Paulus II mengunjungi Thailand tahun 1984. Kehadiran Paus Fransiskus menandai perayaan 350 tahun Gereja Katolik di Thailand. Perayaan tersebut terhitung sejak Paus Clement IX meresmikan misi di Siam sebagai Vikariat Apostolik pada 1669.

Kunjungan Bapa Suci kali ini juga menandai pesta emas (50 tahun) hubungan resmi antara pemerintah Kerajaan Thailand dengan Takhta Suci. Paus berpesan, supaya komunitas Katolik tidak hanya bernostalgia, tetapi mempunyai api harapan yang membara seperti yang dikobarkan oleh para misionaris pendahulu, lebih-lebih dalam mewartakan Kabar Gembira bagi mereka yang belum mengenal-Nya.

Kehadiran Paus Fransiskus di Thailand selama empat hari, Rabu-Sabtu, 20-23/11, membawa berkah rohani. Paus Fransiskus adalah teladan dalam menghayati kehidupan: kesederhanaan, kerendahan hati, keramahan, kedekatan dengan orang miskin, anak-anak dan orang muda, komitmennya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, dan juga kedekatan dengan Allah yang Maha Kasih tercermin dalam kehidupan nyata.

Teladan Kehidupan
Paus Fransiskus sangat peduli terhadap mereka yang miskin dan menderita. Kunjungan pertamanya sejak dipilih sebagai pemimpin umat Katolik sedunia adalah ke Lampedusa, Italia. Di pulau ini banyak imigran dari berbagai negara yang menderita dan bernasib tak baik.

Paus menjadi teladan kehidupan yang berintegritas, karena benar-benar secara tulus menghayati dan menghidupi apa yang diajarkannya. Maka, wajarlah kalau kehadirannya disambut dengan antusiasme yang luar biasa.

Pada malam sebelum kehadirannya di “Negeri Gajah Putih”, yang mayoritas penduduknya memeluk Agama Buddha, Paus menyampaikan beberapa tujuan Kunjungan Apostoliknya. Ia ingin membawa pesan perdamaian. Selain untuk menjalin persahabatan dan juga membangun hubungan antaragama, Paus juga hendak menyemangati pemeluk agama Katolik di Thailand, yang jumlahnya hanya sedikit itu, supaya tetap memberi kontribusi positif bagi negara mereka.

Saat ini, berdasarkan data yang dirilis oleh Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Thailand, umat Katolik per 2018 berjumlah 379.975 jiwa atau sekitar 0,46 persen dari 69 juta populasi penduduk Thailand. Mereka terbagi dalam 11 keuskupan atau 436 paroki. Ada sekitar 662 imam yang melayani umat di sana.

Dalam pertemuan dengan para imam, bruder, suster, seminaris, dan katekis, Paus Fransiskus menasehati, supaya komunitas Katolik tidak berkecil hati, melihat jumlahnya yang tidak seberapa. Paus menguatkan, bahwa tangan kreatif Tuhan bisa memakai mereka untuk menorehkan sejarah keselamatan.

Komunitas Katolik, meskipun minoritas, harus tetap bisa menjadi tanda kehadiran Allah, yang penuh cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga harus tetap tekun mencari cara, untuk menyampaikan Kabar Gembira. Untuk semua itu diperlukan doa. Tanpa doa, apa yang dikerjakan akan sia-sia dan tidak berbuah.

Keluarga Manusia
Pelacuran, peredaran narkoba, dan perdagangan manusia cukup dikenal di Thailand. Paus Fransiskus mengajak Pemerintah Thailand dan juga komunitas Katolik, bekerjasama dengan orang orang yang punya kehendak baik, untuk mencegah semua itu.

Selain itu, karena negara Thailand dilihat sebagai tempat yang cukup menjanjikan bagi masa depan, maka banyak orang dari negara lain rela meninggalkan tanah airnya untuk mencari nafkah. Bahkan banyak dari mereka mencari suaka tetapi pada akhirnya bernasib kurang beruntung.

Mereka itu menjadi bagian dari keluarga manusia yang harus kita tolong untuk merasakan kasih sayang Tuhan. Murid Yesus, yang juga menjadi pewarta sabda harus tahu, pewartaan tidak untuk menambah jumlah apalagi untuk membuat semakin berkuasa. Pewartaan adalah untuk membuka pintu supaya orang bisa mengenal dan merasakan kasih sayang Tuhan.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Thailand juga membawa berkah tersendiri bagi Serikat Yesus yang bekerja di Thailand. Sejak awal rencana kedatangan, Paus Fransiskus sudah menyatakan keinginannya untuk bertemu dengan para Yesuit. Pertemuan dengan para imam, frater, dan bruder Yesuit berjalan dengan penuh kehangatan dan persaudaraan.

Memasuki ruangan, Paus disambut dengan kerinduan dan penuh semangat untuk mendengarkan pesan yang mau disampaikan. Paus langsung berjabat tangan satu per satu dengan senyuman yang ramah. Sangat terasa bagaimana Bapa Suci bisa mengobarkan semangat Yesuit untuk tetap setia kepada panggilan dan tekun menjalankan tugas.

Sudah menjadi kebiasaan, Paus Fransiskus dengan penuh kerendahan hati selalu minta kepada semua orang untuk mendoakannya.

Pastor Agustinus Sugiyo Pitoyo, SJ
Superior Regional Serikat Yesus, Thailand

HIDUP NO.49 2019, 8 Desember 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini