HIDUPKATOLIK.com – Pengasuh, yang terkasih, saya dan suami akhir-akhir ini cukup direpotkan dengan putri kami yang berumur enam tahun. Setiap pagi, putri kami sulit dibangunkan. Padahal, dia harus pergi sekolah. Dia selalu menangis tiap kali dibangunkan. Supaya tidak menangis tiap kali dibangunkan pada pagi hari, apa yang harus kami lakukan. Mohon pencerahan.
Yustina Ariani, Depok
Ibu Yustina terkasih, terimakasih atas kepercayaan Ibu dan suami berbagi cerita kepada kami. Memang tidak mudah dalam mengasuh dan mendidik anak. Pada saat anak kita masih bayi, kita berharap kapan ia dapat segera besar, mampu melakukan banyak hal, dan menjadi anak yang pintar. Namun, pada saat mulai tumbuh besar ternyata anak masih tetap membutuhkan pendampingan orangtua. Jadi, sebagai orangtua, kita tidak bisa melepaskannya begitu saja.
Berkaitan dengan kasus yang dialami Ibu dan suami dapat dikatakan bahwa sebetulnya yang terjadi pada anak Ibu dan suami masih merupakan suatu hal yang sering terjadi juga pada anak-anak seusianya. Meski demikian, kadang kita sebagai orangtua juga mengalami suatu kekhawatiran. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus, ada kemungkinan anak menjadi kurang mandiri dan kurang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Mungkin hal ini yang menjadi fokus dalam kasus ini.
Kita tahu bahwa anak berumur enam tahun memang masih membutuhkan pendampingan, juga dalam hal bangun pagi. Kita perlu tahu bahwa pada saat anak mempunyai harapan yang menyenangkan pada hari berikutnya, ia akan lebih awal tidur pada malam hari dan dengan senang hati saat bangun pagi.
Nah, jika anak tidak memiliki harapan apapun, ada kemungkinan ia akan bermalas-malasan untuk bangun pagi atau malah mudah menangis bila dibangunkan. Apalagi, jika pergi ke sekolah dianggap suatu keterpaksaan atau kurang mengenakkan bagi si anak.
Berkaitan dengan kasus di atas, berikut kami tawarkan beberapa solusi. Pertama, kita perlu tahu terlebih dulu, apakah pergi sekolah merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi si anak atau malah kurang menyenangkan. Jika kurang menyenangkan, kita perlu meyakinkannya bahwa pergi sekolah adalah hal yang baik karena di sana ia bisa bertemu dengan banyak teman dan dapat bermain bersama mereka. Jika ia sudah menikmati kegiatan sekolah, kita perlu solusi lain.
Anak umur enam tahun sudah mampu diajak berbicara secara timbal balik. Maka, kita perlu bertanya juga pada si anak, apa alasan dia sulit bangun pagi. Komunikasi ini sebaiknya dilakukan pada saat anak dalam keadaan baik, sehat, senang, dan tidak dalam kondisi yang kurang menyenangkan.
Kedua, kita perlu membuat si anak senang sebelum tidur. Tanpa rasa jengkel sebelum tidur, anak diharapkan lebih segar saat bangun pagi. Ketiga, kita bacakan cerita-cerita yang mengandung pendidikan moral sebelum tidur. Setelah itu, kita ajak berbincang-bincang tentang cerita tadi.
Keempat, berikan harapan-harapan yang menyenangkan untuk hari berikutnya, supaya anak menjadi lebih bersemangat untuk bangun pagi. Tetapi, perlu diingat bahwa memberi harapan kepada anak tidak harus berupa materi atau barang mahal. Mungkin bisa berupa masakan yang disukai anak atau kegiatan yang diminati anak. Kelima, jika anak sudah bisa bangun pagi tanpa tangisan dan kemarahan, berikan pujian untuk si anak.
Demikian solusi yang dapat kami berikan. Semoga melalui solusi ini Ibu dan suami dapat memperoleh cara yang tepat dalam membimbing dan mendampingi anak. Tuhan memberkati.
Emiliana Primastuti
HIDUP NO.48 2019, 1 Desember 2019
Selamat siang pengasuh. Kami mempunyai masalah dengan anak kami satu2nya. Kami menghadapi kesulitan ketika memberitahu/melarang sesuatu kepadanya, dia selalu melawan atau tidak mau mendengar. Akibatnya kami mempunyai kesan dia tidak menghormati,menghargai dan mendengarkan ortu, apalagi dia perempuan umur 9thn. Setahu kami memang anak tunggal selalu nakal dan manja. Tapi kami tdk ingin anak kami nanti bermasalah saat dia menginjak dewasa. Kami kadang2 menyalahkan lingkungan teman2nya yg tdk baik. Kami membebaskannya main, karena kasihan dirumah juga tidak ada yang diajak main. Bagaimana ya solusinya Bpk/Ibu pengasuh. Terima kasih/ Tuhan memberkati.