Romo Letkol (Sus) Yos Bintoro, Wakil Uskup Umat Katolik di Lingkungan TNI-POLRI : Wajah Baru OCI

2627
Romo Yos Bintoro (kanan) bersama Panglima TNI, Hadi Tjahjanto.
[NN/Dok.Pribadi]

HIDUPKATOLIK.com – Uskup OCI telah menunjuk wakilnya di awal tahun ini. Diharapkan OCI akan menjadi pemimpin pembinaan karakter prajurit yang unggul dan handal.

Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menugaskan Romo Letkol (Sus) Yos Bintoro sebagai Kasubag Binrohkat Bagbintalroh Pusbintal TNI per tanggal 7 Januari 2019. Penugasan ini memiliki arti penting bagi Gereja.

Hal ini menunjukkan pentingnya kehadiran Gereja untuk memberikan daya rohani bagi prajurit TNI-POLRI. Daya rohani ini menjadi kekuatan bagi para prajurit untuk meraih keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas TNI-POLRI. Tugas ini terutama berkaitan dengan kemanusiaan dan resolusi konflik melalui mediasi tokoh agama.

Oleh karena itu, Uskup Ordinariat Militer Indonesia (Ordinariatus Castrensis Indonesia) Mgr Ignatius Suharyo mengangkat Romo Yos sebagai wakilnya di lingkungan umat TNI-POLRI. Uskup yang baru saja diangkat sebagai kardinal ini mengeluarkan SK tertanggal 25 Januari 2019. Di tengah kesibukannya sebagai imam dan prajurit, Romo Yos memberikan waktunya untuk berbagi kisah di Pastoran TNI AU dengan HIDUP. Berikut petikannya:

Bagaimana Romo memaknai penugasan yang diberikan Panglima TNI dan Uskup TNI-POLRI?

Mereka (TNI-Polri-red) mengakui kehadiran Gereja di tengah institusi militer. Kehadiran seorang romo (imam Katolik) bukan lagi sebagai sosok anggota Pusbintal, tetapi sosok romo sudah memainkan peran yang melampaui sosok sebagai anggota karena mengandung kewibawaan yang tidak terdapat pada anggota Pusbintal lainnya. OCI juga dipandang sebagai komunitas yang menghidupkan konsolidasi untuk membangun tata kelola yang baik untuk membangun Gereja dan negara yang berdaya guna.

Apa visi dasar Romo untuk OCI kedepan?

Bagi saya, OCI bukan hanya menghidupkan karisma pribadi melainkan mencoba menghidupkan tata kelola pelayanan yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Maka, pelayanan OCI tidak bertumpu pada karisma pribadi belaka, tetapi menghidupi sungguh perilaku, struktur, dan kultur pengembalaan keuskupan militer. Di satu sisi, saat ini Direktorium sedang saya siapkan, sebagai pedoman dasar maupun pedoman pelaksanaan pelayanan umat di lingkungan TNI dan POLRI.

Romo sering terlihat mengenakan paliola (mantol kecil yang menutup pundak) dan sabuk ungu, yang memang menjadi penanda sebagai seorang wakil uskup, adakah makna di balik ini?

Ya, penggunaan pakaian wakil uskup ini memang saya gunakan untuk memberikan impresi terutama kepada jajaran pejabat TNI-POLRI. Saya ingin menunjukkan kehadiran Gereja di dalam tubuh TNI/POLRI. Di mana saya juga sekaligus sebagai perwira aktif.

Di samping itu, impresi ini juga tentunya amat membanggakan umat TNI/POLRI, karena kehadiran wakil uskup ini sungguh menjadi kegembiraan umat lingkungan TNI/POLRI. Gereja sungguh hadir di tengah dunia militer dengan kehadiran wakil uskupnya di lingkungan militer secara aktif.

Bagaimana Romo memulai menata OCI, setelah mendapat kepercayaan ini?

Dimulai dengan proses konsolidasi ke dalam untuk menata pelayanan umat TNI/POLRI beserta para imam yang melayani digembalakan oleh uskupnya. Sapaan rohani, bimbingan kunjungan pastoral, perayaan Ekaristi, pemberian pelayan sakramental, dan pembinaan iman lewat pendidikan, ceramah, konsultasi keluarga, peneguhan perkawinan, penyelesaian masalah keluarga besar TNI/POLRI menjadi agenda pelayanan. Hal ini sekaligus memberi warna pada pembinaan mental keseluruhan TNI/POLRI dengan mencari jalan baru menyiapkan tata kelola pelayanan OCI ke depan secara lebih sinergis dan aktual menghadapi dinamika tugas TNI/POLRI ke depan yang semakin kompleks.

Langkah selanjutnya adalah menyusun panduan dan pedoman agar dapat menata dan mengelola pelayanan OCI terhadap tuntunan tugas pembinaan mental TNI/POLRI yang semakin kompleks. Panduan ini disusun berdasarkan spirit Ajaran Sosial Gereja yang mengajak umat Katolik TNI/POLRI menjadi saksi iman pada tugas dan profesinya. Tidak hanya itu, OCI juga memberi warna kepada pembinaan karakter anggota TNI/POLRI.

Selama 8 bulan bertugas di Pusbintal TNI saya merasa output kehadiran seorang pastor militer sangar besar. Peranan Pusbintal TNI dapat memberikan saran, tanggapan, dan konsep mengenai petunjuk penyelenggaraan pembinaan mental seluruh Tentara Nasional Indonesia.

Lalu juga permintaan lain sesuai program Pusbintal TNI untuk mengajar Pembinaan Mental Fungsi Komando pada tingkat para komandan batalyon di seluruh Indonesia. Saya juga diminta untuk merevisi pedoman penyelenggaraan pembinaan mental dan revisi bahan ajar seputar ideologi, tradisi kejuangan, bintal rohani, dan psikologi. Pembinaan psikologi diperlukan untuk mengelola stress dan parameter bintal yang dikualitatifkan. Ada parameter psikologi yang menunjukan prajurit ini seimbang jiwanya.

Bagaimana proses pembinaan karakter para prajurit nantinya?

Pembinaan karakter diharapkan menjadi sebuah program yang mampu memberikan identitas dari tentara yang menjadi Bhayangkari Negara atau pelindung atau orang yang kesatria dan menghayati betul tugas kesatriaannya. Ia menjadi contoh untuk menghidupi persatuan di tengah perbedaan karena menghidupi kesatuan dan persatuan bangsa sebagai harga mati.

Bahkan, TNI adalah garda terdepan untuk mempertahankan NKRI. Itulah karakter utama seorang prajurit. Keunggulan kepribadian untuk memberikan bakti dan kualitas kepada bangsa ini. Di sisi lain, harus diakui bahwa negara ini membutuhkan kepemimpinan dan itu sangat ditopang oleh pola personal struktur maupun kultur TNI dari prajurit sapta marga dan kepolisian yang menghidupi Tri Gatra.

Hal ini sejalan dengan kemauan Gereja karena Gereja juga hadir untuk memperjuangkan kemanusiaan. Guna mewujudkan keunggulan karakater ini dibukalah melalui jalur pembinaan rohani yang mendorong keimanan dan ketakwaan.

Karakter prajurit seperti apa yang diharapkan dari pembinaan OCI?

Karakter yang memiliki wawasan kebangsaan tanah air karena sekarang kita harus menghadapi kelompok disintegrasi ekstrem kanan dan kiri yang memasukan kepentingannya bukan kepentingan Pancasila yakni hidup bersama dalam perbedaan. Saya perhatikan, masyarakat sekarang ini dibawa kepada sifat materalistis dan hedonisme sehinga kehilangan akar ideologis.

Tradisi kejuangan itulah domain yang saya siapakan untuk mendampingi pelayanan pembentukan karakter atau peningkatan karakter di tingkat-tingkat komandan satuan di seluruh Indonesia. Tradisi kejuangan mengelobarasi historsitas sejarah kejuangan bangsa dan epik kepahlawanan yang sangat membatu memberikan profil dan narasi karakterisasi keutamaan bangsa Indonesia di masa lalu. Dengan kata lain, peran seorang pastor militer adalah menyatakan masa lalu bangsa kita tetap aktual untuk memaknai kekinian.

Mengapa pembinaan karakter menjadi salah satu prioritas utama?

Berdasarkan penelitian dan buku yang saya baca, pola pengkaderisasian sangat kuat melalui pola bottom-up. Maka saya berafiliasi kuat dengan dunia pendidikan sebagai sarana persiapan untuk mencetak pemimpin handal. Tidak ada tentara yang baik jika pembinaaan buruk. Etalase TNI itu pendidikan, jika salah didik, maka bisa dipastikan karakter prajurit akan salah arah.

Bagaimana Romo akan menyapa umat POLRI?

Umat POLRI adalah penting bagi OCI. Maka untuk memberikan warna bagi POLRI dalam tataran dinas karena keterbatasan sebagai dinas aktif di POLRI dan tidak bisa dilayani secara institutif namun sebagai pola sementara, saya mendelegasikan kepada Pasbanmilpol, Romo Rofinus Neto Wuli. Di samping itu saya juga sedang menyiapakan program kerja untuk melaksanakan acara bersama TNI/POLRI dalam bentuk perayaan Ekaristi bersama bulan Agustus dan 10 November. Sebagai perwira rohani dari TNI yang membantu kepolisian, waktu retret saya punya wewenang untuk mengundang langsung polisi ke Karo SDM POLRI. Program pusbintal dan program OCI.

Bagaimana OCI akan membina hubungan dengan tokoh agama lain?

Tugas OCI adalah membina hubungan semakin inklusif. Dengan hadirnya pastor militer sebagai wakil uskup ke dalam struktur Pusbintal Mabes TNI justru memudahkan saya bergaul dengan tokoh agama dan masyarakat tingkat nasional yang sering kali diminta kehadirannya dan pendapatnya untuk memperkuat langkah TNI menghadapi tantangan stabilitas nasional. OCI akan ikut mewarnai program Pusbintal pada penyiapan program kegiatan Pusbintal sekaligus wajah Pusbintal TNI.

Felicia Permata Hanggu

HIDUP NO.39 2019, 29 September 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini