Berdayakan Kaum Perempuan, Workshop Digelar di Keuskupan Manado

174
Misa pembukaan workshop yang dipimpin Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC di dampingi sejumlah imam dan seorang frater diakon/Lexi Kalesaran

HIDUPKATOLIK.COM-SEJUMLAH Komisi Rumpun Kemasyarakatan Keuskupan Manado bekerjasama menggelar Workshop di Panti Samadi Tomohon Jumat – Sabtu, 9-10/8.

Komisi-komisi tersebut adalah Komisi Keluarga dan Gender (Komkel), Komisi Kerasulan Kerawam (Kerawam), Komisi Hubungan Antarlembaga, Agama dan Kepercayaan (HAAK), Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) dan Komisi Keadilan, Perdamaian dan Pastoral Migran-Perantauan (KPPMP).

Delapan puluhan peserta yang merupakan utusan organisasi Gereja yang bernaung di bawah koordinasi komisi-tersebut ikut dalam kegiatan tersebut.

Sejumlah narasumber dari Komisi-komisi dalam Rumpun Kemasyarakatn KWI dihadirkan yakni Sr. Natalia yang membawakan materi tentang Pemahaman Gender dan Pemberdayaan Perempuan, Pastor Bimo tentang Gender dan Permasalahannya, Pastor Eko Aldianto Pemberdayaan Berdimensi Keadilan Menurut Gereja Katolik, Pastor Ewaldus tentang Kontribusi PSE dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat/Keluarga, Pastor Heri tentang Toleransi dan Sikap Gereja Katolik terhadap Agama Lain dan Pastor Siswantoko tentang Perempuan dan Politik.

Peserta Workshop/ Lexie Kalesaran

Beberapa Ketua Komisi Keuskupan yakni Pastor Dammy Pongoh (HAAK), Pastor Kris Ludong (Kerawam), Clemens Joy Derry (PSE) dan Pastor Steven Lalu (Komsos) mendampingi para narasumber sebagai moderator.

Ketua Komkel Kusuma/Koordinator Workshop Selvie Rumampuk menjelaskan, ada lima tujuan dari workshop yang mengusung tema Menghormati dan Memberdayakan Martabat Perempuan.

Pertama, meningkatkan pemahaman akan kesetaraan gender. Kedua, membangun persepsi dan perilaku yang ramah gender. Ketiga mengurangi eksploitasi terhadap perempau.

Keempat, memberdayakan perempuan di bidang ekonomi dan politik. Kelima, membangun sinergi antar komisi dan lembaga yang terkait di Keuskupan Manado.

Peserta Workshop/ Lexie Kalesaran

Sr. Natalia menjelaskan, workshop ini penting karena adanya beberapa latar belakang, di antaranya kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan yang dilakukan oleh orang-orang terdekat atau mempunyai kekerabatan, tetapi juga di lingkungan masyarakat.

Selain itu, stigma terhadap perempuan yang lemah, dinomorduakan, dan rentan dengan kekerasan, budaya bias gender yang semakin melanggengkan perempuan menjadi korban kekerasan, dan perempuan hanya bekerja di rumah sesuai dengan keinginan dan perkataan suami.

“Tidak sedikit perempuan yang kurang menyadari bahwa dirinya amat bernilai dan berharga sehingga dengan berbagai alasan, mereka sengaja menggunakan dirinya untuk mengejar kesenangana dan mendapatkan keuntungan,” tambah Sr. Nathalia.

Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC mengapreasi pelaksanaan workshop ini. Hal tersebut disampaikan Mgr. Rolly (sapaan uskup) baik saat memimpin misa bersama sejunlah pastor saat acara pembukaan maupun saat didaulat untuk memberikan sambutan.

Mgr. Rolly berharap, workshop ini mencerahkan semua pihak tentang untuk pemberdayaan perempuan. Perlu upaya memberdayakan perempuan. “Diperdaya.bukan memperdaya,” tegas uskup ketika memberikan sambutan.

Lewat workshop ini, tambah Mgr. Rolly, lebih menambah motivasi untuk kegiatan pemberdayaan perempuan termasuk di Keuskupa Manado.

Dalam diskusi, selain ada bahasan menjawab pertanyaan yang disiapkan panitia/narasumber, tetapi juga muncul rencana aksi yang akan dikembangkan para peserta di organisasi masin-masing.

Lexie Kalesaran

Editor: Yusti H. Wuarmanuk

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini