Legasi Pak Cosmas

268

HIDUPKATOLIK.com – Cosmas Batubara adalah Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), dan PMKRI adalah Cosmas Batubara. Pria yang pekan lalu dipanggil Tuhan ini dikenal sebagai ikon PMKRI yang belum tergantikan. Kelahiran Purbasaribu, Kabupaten Simalungun, sumatera Utara ini mengawali kerier sosial-politiknya dari PMKRI di peralihan kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto. Cosmas menemukan tambatan hatinya di PMKRI. Banyak dedengkot PMKRI Angkatan ‘66 seperti Anton Moeliono, Harry Tjan Silalahi, Sofyan Wanandi, Chris Siner Key Timu, Bambang Ismawan, dll, akan tetapi, tampakya hanya Cosmas yang diidentikkan dengan PMKRI. Pada laman media sosialnya, Kikin Tarigan, salah satu mantan Ketua Presidium PMKRI menulis: Setiap kali saya menyebutkan organisasi PMKRI di berbagai kesempatan eksternal, selalu saja nama Cosmas yang disebutkan oleh pihak lain. ‘Mana kalian generasi muda Katolik, penerus Cosmas!’

Ya, jejak langkah Cosmas tidak bisa lepas dari PMKRI. Karier politiknya kemudian melesat. Dalam usia yang masih relatif muda ia sudah duduk di DPR/MPR RI, kemudian tiga periode berturut-turut didapuk Soeharto sebagai Menteri di pos perumahan dan tenaga kerja. Setelah dari kabinet, Cosmas mengambil program doktoral sambil menggeluti bidang bisnis hingga menduduki posisi puncak di sejumlah perusahaan. Sementara itu, ia juga menyibukkan diri dalam dunia pendidikan sebagai pengajar, bahkan menjabat sebagai ketua yayasan pendidikan dan rektor sebuah universitas swasta di Jakarta. Di usianya yang sudah berkepala delapan, suami RA Cypriana Pudyati Hardiwidjana ini tidak berniat untuk pensiun. Dalam sebuah percakapan dengan majalah ini tahun 2018, Cosmas mengaku tidak akan berhenti berkarya untuk Bangsa dan Gereja jikalau Tuhan masih memberinya kesehatan dan umur yang panjang.

Di kalangan politisi, Comas dikenal sebagai politisi yang memiliki pergaulan yang luas dan luwes, integritas, tidak terlalu suka menonjolkan diri kendati ia memiliki kapasitas yang mumpuni. Cosmas, sebagai orang Katolik yang terdiri dari kawanan kecil saja di negeri ini, sadar bahwa hanya dengan kualitas yang istimewa seorang Katolik akan mampu berkiprah di kancah politik nasional. Karena itu, denganjam terbang yang panjang dan kaya dengan pengalaman, Cosmas tidak pernah berhenti mendorong dan membekali anak-anak muda, mahasiswa Katolik untuk menempa diri sebaik-baiknya. Tantangan ke depan makin berat, katanya.

Pak Cosmas, demikian ia disapa, telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Ia telah menorehkan tinta emasnya di lembaran-lembaran penting perjalanan bangsa ini pada zamannya. Begitu juga, ia telah menyumbangkan banyak hal untuk mengharumkan nama Gereja di pentas nasional, bahkan internasional. Kesetiaan Cosmas memperjuangkan prinsip yang diyakininya sebagai jalan mewujudkan bonum commune, menjadi garam dan terang, dapat menjadi pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh siapa pun yang mengenal sosoknya. Selamat jalan, Pak Cosmas Batubara!

HIDUP NO.34 2019, 25 Agustus 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini