Sosok Pekerja Keras Itu Telah Pergi. Pastor Yul, “Mepa Amakaneeee”

525
Pastor Yulianus Bidau Mote selesai memimpin misa disalah satu Paroki pedalaman/Dok. Pribadi.

HIDUPKATOLIK.COM– PASTOR Yulianus Bidau Mote, atau Pastor Yul, sapaan akrabnya dikenal sebagai sosok pekerja keras. Berhubung minimnya jumlah imam di Keuskupan Jayapura, maka ia merangkap banyak tugas. Tugas-tugas yang diemban diantaranya: Ketua Hakim Tribunal Keuskupan Jayapura, Ketua Komisi Kerawam, Dosen Hukum Gereja di STFT Fajar Timur Abepura, maupun pernah menjadi dosen di STPK Waena.

Masih dalam kesibukan beberapa tugas ini Pastor Yul juga pernah menjabat sebagai Kepala Paroki St. Petrus dan Paulus Argapura. Bukan hanya itu, Pastor Yul juga sering dipercayakan oleh bapa Uskup untuk menjadi pemateri bagi para imam muda dalam program on going formation, ia juga selalu  bersedia untuk menjadi pembimbing ret-ret bagi para calon diakon maupun imam, dan sejumah pekerjaan tambahan lainnya seperti mengupayakan rekonsiliasi bagi umat di tanah Papua.

Ketika Uskup memberikan tugas dan tanggung jawab sebanyak ini, Pastor Yul tidak pernah merasa keberatan. Beliau adalah ahli Hukum Gereja lulusan Roma yang tentu tahu bagaimana seorang imam harus taat pada pimpinan ketika diberi suatu tugas.

Pastor Yulianus Bidau Mote/Dok. Pribadi

Sewaktu saya masih frater yang menjalani Tahun Orientasi Karya (TOK) bersama beliau di kantor Tribunal, saya sering melihat langsung bagaimana Pastor Yul itu bekerja tanpa mengenal lelah. Ia tidak pernah mengeluh ketika mengerjakan suatu tugas tertentu. Bahkan ia bekerja tanpa mengenal lelah, tanpa merasa lapar, capek, dan juga tanpa bersungut-sungut. Saya juga sering melihat beliau bekerja dengan penuh semangat sehingga lupa menjaga kesehatan dirinya: lupa makan, lupa minum, lupa istirahat, dan juga ia sering duduk di ruang kerja berjam-jam tanpa bergerak banyak. Karena terlarut dalam mengerjakan suatu tugas tertentu ia juga sering manahan rasa buang air kecil sehingga mengakibatkan ginjalnya bermasalah.

Pastor Yulianus Bidau Mote memberkati anak-anak/Dok. Pribadi

Oleh karena itu, semasa sakit Pastor Yul sering memberi nasehat dan masukkan bagi para pastor lain bahwa, “bila rasa buang air kecil jangan pernah menahan lama sebab akan mengakibatkan sakit ginjal seperti saya,” beber pastor Yul di suatu kesempatan.

Saya sangat kagum dengan jiwa pelayanan Pastor Yul. Saya melihat figurnya sebagai sosok pekerja keras yang luar biasa. Ia asyik melayani tetapi sayang ia lupa menjaga kesehatan dirinya sendiri. Dia tidak pernah mengeluh atas tugas-tugas yang bapa Uskup percayakan kepadanya. Situasi saat itu masih belum banyak imam sehingga mau tak mau, suka tak suka ia harus merangkap banyak tugas, baik di Keuskupan maupun di dunia akademik (kampus).

Pastor Yulianus Bidau Mote (kanan)  saat berkunjung ke pedalaman papua/dok Pribadi.

Pastor Yul juga selalu memberi motivasi dan nasehat bagi para frater yang masih kuliah agar kelak menjadi pelayan yang setia, disiplin, dan mau  berbuat banyak untuk umat di tanah Papua. Dalam suatu kesempatan, Pastor Yul pernah berkata kepada saya: “Kelly apabila kelak kamu menjadi imam, kita jangan hanya menjadi imam yang tukang pimpin Misa, tetapi harus menjadi imam yang siap sedia melayani umat di tanah Papua dalam berbagai bidang kehidupan seperti pendidikan, sosial, ekonomi, politik, moral, budaya, dan seterusnya. Dengan kita berbuat lebih untuk umat di tanah Papua, maka pada saat itu kita menjadi orang-orang yang berguna bagi manusia dan tanah Papua,” demikian nasehat Pastor Yul kepada saya kala itu.

Kini sosok pekerja keras itu telah pergi menghadap sang Penciptanya pada 4 Agustus 2019. Ia telah menyelesaikan segala tugas dan tanggung jawabnya sebagai imam Papua dengan penuh kesetiaan. Ia menjadi teladan bagi kami para imam muda di Keuskupan Jayapura. Ia telah mengajari kami menjadi pelayan yang setia dan tanggung jawab. Setia kepada bapa Uskup dan tanggung jawab pada tugas-tugas yang dipercayakan.

Pastor Yul Mote berfoto bersama umat Paroki Kristus Raja Katedral ./Dok-pribadi.

Selamat jalan Pastor Yul. Pelayananmu yang tanpa mengenal lelah telah diperhitungkan Tuhan. Keuskupan Jayapura dan kampus STFT masih membutukan tenagamu namun Tuhan lebih sayang dirimu agar tidak mengalami penderitaan dalam waktu yang lama. Beristirahatlah dengan tenang. Doakan kami yang masih berziarah di dunia ini.

Akhirnya saya menyapamu dengan mengucapkan salam yang sering engkau katakan kepada saya: Mepa Amakaneeee.

Pastor Kelly Sondegau, Pr

Editor: Yusti H. Wuarmanuk

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini