Cara Bahagia ala Yesus

618
Dok. Yongsung Kim/ www.taemeng.kr

HIDUPKATOLIK.COM — YESUS datang ke dunia ini untuk membuka gerbang Surga dan menunjukkan kepada kita cara untuk masuk ke dalamnya. Yesus tidak berjanji dengan mengikuti jalan ini, kita akan terhindar dari jalan tanpa liku, tetapi sebaliknya Ia memperingatkan kita untuk membawa salib kita sendiri untuk mengikuti-Nya.

Walupun demikian, bahkan di tengah-tengah perjuangan hidup, Yesus berjanji untuk memberkati dan mengajari kita rahasia kebahagiaan dalam kehidupan ini dan kehidupan yang akan datang. Bukan rahasia yang mudah dipelajari, tetapi jalan itu akan mengarahkan kita pada kebahagiaan dan kedamaian yang tidak bisa diberikan dunia.

Inilah yang Yesus katakan:

Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 

Berbahagialah orang yang berdukacita , karena mereka akan dihibur. 

Berbahagialah orang yang lemah lembut , karena mereka akan memiliki bumi. 

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran , karena mereka akan dipuaskan. 

Berbahagialah orang yang murah hatinya  , karena mereka akan beroleh kemurahan. 

Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. 

Berbahagialah orang yang membawa damai ,  karena mereka akan disebut anak-anak Allah. 

Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 

Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah,karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu. (Mat 5: 1-12)

Dalam beberapa terjemahan Kitab Suci, kata “diberkati” diterjemahkan sebagai “bahagia.” Sementara kata tertentu mungkin tampak dangkal, tetapi memang memiliki kebenaran yang mendalam. Tuhan menginginkan kebahagiaan kita dan menunjukkan kepada kita cara untuk mencapainya.

Sementara dunia mengajarkan kita bahwa kebahagiaan ditemukan “di dalam diri”, tetapi Yesus memberi tahu kita dengan jelas bahwa kebahagiaan ditemukan saat melayani orang lain. Kita mungkin tidak selalu memiliki perasaan pasti ketika melayani orang lain, tetapi kebahagiaan otentik tidak ditemukan melewati perasaan.

Kebahagiaan sejati akan meninggalkan kita pada kedamaian yang bertahan melalui setiap pencobaan. Kebahagiaan Itu menenangkan ketakutan kita dan memenuhi kerinduan kita yang terdalam.

Jika kita ingin mencapai kebahagiaan yang diinginkan hati kita, kita harus mengikuti kata-kata Yesus untuk fokus pada orang lain daripada diri kita sendiri.

Sumber: Aleteia/ Philip Kosloski
Penerjemah: Felicia Permata Hanggu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini