Kesalahan yang Membahagiakan

271
Renungan harian edisi-15

HIDUPKATOLIK.com – Malam Paskah. Kej. 1:1–2:2; Kel. 14:15–51:1; Yes. 54:5-14; Yeh. 36:16-17a.18-28; Rom. 6:3-11; Luk. 24:1-12

SUKACITA yang mewarnai perayaan Malam Paskah ini dapat dilukiskan sebagai rangkuman dari sejarah keselamatan kita. Felix culpa, ‘kesalahan yang membahagiakan’ dikidungkan dalam exultet, menggemakan keyakinan Santo Paulus: “Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah” (Rom. 5:20).

Paskah Tuhan berarti “lewatnya” Tuhan Allah Israel pada malam ketika mereka keluar dari Mesir pergi ke Tanah Terjanji. Paskah Tuhan berarti Yesus yang “beralih” dari dunia ini, “melewati” kematian pergi kepada Bapa (bdk. Yoh. 13:1).

Perayaan Paskah berarti bahwa kenangan dan kehadiran misteri Kristus, yang sudah menang atas maut itu, menjadi warta keselamatan yang harus terus disebarluaskan.

Memang benar, sukacita Paskah itu bukan hura-hura, melainkan satu “keterpesonaan”, seperti perempuan-perempuan yang semula terkejut melihat dua orang yang memakai pakaian berkilau-kilau dan menyadarkan mereka: “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati?” (Luk. 24:5).

Jangan membiarkan diri tenggelam dalam kegelapan dan kematian, Ia tidak ada di sana, “Ia telah bangkit!” (Luk.24:6).

Sejarah membuktikan bahwa selama lebih dari 2000 tahun pertanyaan tersebut telah membawa harapan bagi banyak orang, bahkan di tengah situasi yang mungkin tanpa harapan.

Orang Yunani mengucapkan “selamat Paskah” dengan ungkapan harapan itu: “Kristus bangkit! Dia sungguh-sungguh hidup, Alleluya!”

 

Pastor Vitus Rubianto Solichin SX
Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Jakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini