Simon Petrus dan Yudas Iskariot

716
Renungan harian edisi-15

HIDUPKATOLIK. COMYes. 49:1-6; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17; Yoh. 13:21-33,36-38

DUA murid utama, Simon Petrus dan Yudas Iskariot, disebut sebagai pembuka dan penutup dalam daftar Keduabelas Rasul. Namun, siapakah yang sanggup menyangkal, bahwa mereka bukan cerminan dari kita semua.

Yesus mengasihi Yudas, juga sama seperti Ia mengasihi Petrus. Jika tidak, apa makna ungkapan: “Ia mengambil roti, mencelupkannya, dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot” (Yoh.13:26) itu, jika bukan tanda peringatan “kasih Sang Mempelai yang memberi diri”?

Demikianlah kita tahu sejak dulu sudah ada kebiasaan dalam pesta perkawinan, pasangan pengantin “saling menyuapi.” Yudas pun sebenarnya mengasihi Gurunya. Akan tetapi, Yudas rupanya tidak ingat akan nenek moyangnya sendiri, yang juga bernama Yehuda.

Nenek moyangnya itu pernah menjual saudaranya karena lebih menguntungkan daripada membiarkannya mati dalam sumur (lih. Kej. 37:26-27). Apakah Petrus lebih baik? Ia juga dikasihi Yesus dan diperingatkan.

Namun, seperti Yudas yang memilih pergi dalam gelapnya “malam” (Yoh. 13:30), Petrus juga tidak mampu mengendalikan ambisi dan kekerasannya (seperti juga Simeon, saudara Yehuda itu), yang berperang dengan ketakutan dan kecemasannya sendiri, sampai nanti harus disadarkan oleh kokok ayam.

Pantaslah doa pagi orang Yahudi berbunyi demikian: “Terpujilah Engkau, ya Tuhan Allah kami, Raja Semesta Alam, karena Kau telah memberikan kepada ayam pengertian untuk membedakan siang dari malam.” Jika tidak bagaimana Petrus akan bangun dari tidurnya?

 

Pastor Vitus Rubianto Solichin SX
Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Jakarta

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini