“Egó Eimí”

466

HIDUPKATOLIK.comKej. 17:3-9; Mzm. 105:4-5,6-7,8-9; Yoh.8:51-59

“SESUNGGUHNYA sebelum Abraham jadi, Aku ada’ (Yun. egó eimí)!” (Yoh. 8:58). Tenses (atau klasifikasi tata bahasa dari indikator waktu) ‘egó eimí’ adalah present tense, yang dalam Bahasa Yunani banyak dipakai untuk menunjuk pada “waktu keabadian: dulu, kini, dan akan datang”.

Maka, terjemahan paling tepat ‘egó eimí’ adalah: Aku selalu tetap ada, dulu, kini, dan akan datang’. Sehingga, pernyataan Yesus: “Aku adalah roti hidup (Yun. egó eimí ho artos tēs zōēs) (Yoh.6:35)”, bisa dipahami, bahwa Dia adalah “Roti Hidup yang abadi: dulu, kini, dan akan datang”.

Dalam Injil Yohanes, terdapat tujuh ungkapan egó eimí, dimana Yesus menerapkannya secara mutlak untuk Diri-Nya (lih. 8:24. 28. 58; 13:19; 18:5. 6. 8). Ini artinya, Yesus adalah Tuhan, seperti yang tertulis pada Yes. 41:4; 43:10 dan 46:4.

Ketika ungkapan mutlak ini diucapkan di hadapan orang-orang Yahudi, pasti mereka akan membunuh Yesus. Sebab “siapa yang menghujat nama Tuhan, pastilah ia dihukum mati…” (Im. 24:6). Sebetulnya, kemarahan orang Yahudi itu terlalu dini, karena Yesus menempatkan ucapan egó eimí itu dalam konteks Trinitas, sesuatu yang “sangat baru” dalam Yudaisme.

Iman Kristiani itu bersifat Trinitarian, yaitu bahwa dalam Kristus dan dalam Roh-Nya, “Allah sungguh memberikan diri kepada manusia, mengundang, dan menyambut manusia dalam
persekutuan Diri-Nya”.

Inilah kelimpahan kasih Allah yang sempurna, manusia bisa menangkapnya melalui pertobatan dan percaya (lih. Mrk. 1: 15). Pra-paskah adalah “sekolah pertobatan dan iman” sekaligus!

 

Henricus Witdarmono
M.A. Rel. Stud. Katholieke Universiteit te Leuven, Belgia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini