Paus Fransiskus Tanda-tangani Seruan Apostolik “Kristus yang Hidup, Pengharapan Kita”

470

HIDUPKATOLIK.com – Pada Hari Raya Kabar Sukacita, 25 Maret 2019, setelah mempersembahkan Misa di Loreto (Italia), Paus Fransiskus menandatangani Seruan Apostolik ‘Vive Cristo, Esperanza Nuestra’, Kristus yang Hidup, Pengharapan Kita.

Seruan apostolik tersebut, sebuah dokumen yang ditujukan kepada kaum muda sedunia, adalah buah dari Sinode tentang Kaum Muda, Iman, dan Pemahaman Panggilan pada bulan Oktober 2018.

Paus Fransiskus memberikan berkat, usai menyampaikan Nasihat Apostolik “Vive Cristo, Esperanza Nuestra” pasca Sinode Paus di Rumah Suci Bunda Maria. [dok.Santa Casa Loreto/santuarioloreto.it]
Direktur Kantor Berita Vatikan, Alessandro Gisotti, mengatakan bahwa dokumen tersebut akan diterbitkan pada tanggal 2 April 2019 bertepatan dengan peringatan wafatnya Santo Yohanes Paulus II.

Santo Yohanes Paulus II adalah Paus yang begitu dicintai dan dekat dengan generasi muda. Beliau adalah Paus pertama yang menyampaikan surat kepada kaum muda pada tahun 1985 dan Paus yang mencanangkan Hari Orang Muda Sedunia (World Youth Day).

Dokumen tersebut terdiri dari tiga bagian yang mencerminkan tiga tahapan Sinode. Tiga tahapan ini mengacu pada kisah Kabar Sukacita: mendengarkan, memahami dan memutuskan.

1. Mendengarkan
“Saat pertama, yaitu saat mendengarkan, diejawantahkan oleh kata-kata malaikat : ‘Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus”, kata Paus Fransiskus.

Beliau kemudian menjelaskan bahwa kaum muda perlu menemukan saat-saat tenang dan hening untuk mendengarkan panggilan Allah dan agar suara Allah tidak terdengar di tengah-tengah kebisingan dan pergolakan.

Sebaliknya, ketenangan dan keheningan akan membantu kaum muda menemukan bahwa “rencana-Nya untuk kehidupan pribadi dan sosial kita tidak dirasakan tetap berada di permukaan, tetapi turun ke tingkatan yang lebih dalam, di mana kekuatan moral dan rohani bertindak. Di sanalah Maria mengundang kaum muda untuk datang dan selaras dengan tindakan Allah”.

2. Memahami
Kemudian tibalah tahap pemahaman, yang “terungkap dalam kata-kata Maria : ‘Bagaimana hal itu mungkin terjadi?’. Maria tidak ragu; pertanyaannya bukanlah menunjukkan kurangnya iman; sebaliknya, ia mengungkapkan keinginannya untuk menemukan ‘kejutan-kejutan’ Allah.

Dalam dirinya ada perhatian untuk memahami segenap tuntutan rencana Allah terhadap hidupnya, mengetahuinya dalam berbagai seginya, menjadikan dirinya bekerja sama dengan semakin bertanggung jawab dan sepenuhnya”.

Paus Fransiskus mengatakan ini adalah sikap yang tepat untuk mengikuti panggilan Allah dalam hidup kita, karena sikap ini memungkinkan orang-orang untuk menemukan tidak hanya apa rencana Tuhan bagi hidup mereka, tetapi juga bagaimana rahmat Tuhan akan membantu mereka mengembangkan kepiawaian dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalani panggilan mereka.

Seruan Apostolik Paus Fransiskus disampaikan dari rumah suci dengan dinding-dinding yang diyakini berasal dari rumah Bunda Maria di Nazareth. [dok.santuarioloreto.it]
3. Memutuskan
“Memutuskan adalah langkah ketiga yang menjadi ciri setiap panggilan Kristiani, dan secara eksplisit dilakukan oleh Maria ketika ia menjawab pemberitahuan malaikat Gabriel : ‘Jadilah padaku menurut perkataanmu itu’.

‘Ya’-nya terhadap rencana keselamatan Allah, yang dilaksanakan dengan cara menjelma, adalah dengan menyerahkan seluruh hidupnya. ‘Ya’ Maria adalah ‘ya’ dengan kepercayaan penuh dan keterbukaan penuh terhadap kehendak Allah”, kata Paus Fransiskus.

Beliau menyoroti Perawan Maria sebagai sokoguru murid Kristiani dan menyarankan agar dewasa ini kaum muda berusaha meneladaninya ketika mereka mencari rencana Allah untuk hidup mereka.

Paus Fransiskus menunjukkan bahwa Bunda Maria telah menjalani pelbagai hubungan keluarga. Ia adalah seorang anak perempuan, seorang tunangan, seorang mempelai dan seorang ibu, sehingga segenap kaum muda, entah apapun peran mereka dalam kehidupan dan panggilan Allah, dapat menemukan teladan dan ilham di dalam diri Maria.

Penerjemah: Peter Suriadi (dari berbagai sumber)


Vive Cristo, Esperanza Nuestra, Nasihat Apostolik Pasca Sinode Paus

Tempat ziarah di Loreto, Italia, rumah/ kuil perlindungan Bunda Maria. [dok.santuarioloreto.it]
Dilansir dari laman vaticannews.va yang diunggah pada Kamis lalu (21/3/2019; 11:25), dikabarkan selama kunjungannya pada tanggal Senin, 25 Maret (bertepatan dengan Hari Raya Kabar Sukacita) ke kuil Maria Loreto, Paus Fransiskus akan menandatangani Seruan Apostolik pasca-sinode, “Vive Cristo, esperanza nuestra”, bahasa Spanyol yang berarti “Kristus yang Hidup, Pengharapan Kita.”

Baca juga: https://www.hidupkatolik.com/2019/03/25/34220/kabar-sukacita/

“Dengan sikap ini, Paus Fransiskus bermaksud untuk mempercayakan dokumen tersebut kepada Bunda Perawan Maria. Dokumen itu melengkapi Sinode Para Uskup yang diadakan di Vatikan dari 3 hingga 28 Oktober 2018 dengan tema: “Kaum muda, iman, dan penegasan panggilan,” ungkap Kantor Pers Vatikan mengatakan dalam pernyataan yang disampaikan pada Rabu, 20/3/2019.

Disampaikan pula bahwa teks seruan itu selanjutnya akan diterbitkan dengan tanda tangan pada Senin, 25 Maret dan diumumkan, seperti biasanya untuk suatu dokumen magisterial, selama Konferensi Pers di Kantor Pers Takhta Suci. Selanjutnya rincian berita akan diberikan pada hari-hari mendatang.

Dalam kunjungan selama kurang dari 6 jam ke tempat ziarah terkenal di Pantai Adriatik, Paus Fransiskus akan merayakan Misa di Rumah Suci, bertemu orang sakit dan makan siang dengan para uskup.

Menurut tradisi suci, dinding-dinding pada Rumah Suci yang diabadikan di dalam Basilika Loreto, diyakini berasal dari rumah Maria di Nazareth tempat dia tinggal dan tempat di mana malaikat itu muncul dan menerima kabar bahwa dia akan menjadi Bunda Allah.

 

Antonius Bilandoro

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini