Makna Kekuasaan

177

HIDUPKATOLIK.comPekan II Prapaskah; Yer 18:18-20; Mzm 31; Mat 20:17-28.

PEREBUTAN kekuasaan selalu menimbulkan ketegangan di mana-mana. Terlebih jika kekuasaan dianggap sebagai alat untuk memperkaya diri, memenuhi ambisi dan semua nafsu lainnya.

Sering ada pihak yang menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan lawannya melalui fitnah, menyebarkan kebohongan, memutarbalikkan fakta, manipulasi data, dan berbagai tindakan lain yang sulit dicerna oleh akal sehat.

Hal itu juga dapat melanda murid-murid Yesus, baik pada zaman dulu maupun masa kini. Yesus mengajarkan kerendahan hati namun para murid lebih menyukai pangkat dan kedudukan. Yesus bukan hanya mengajar tetapi memberi teladan melalui kehidupan-Nya.

Dari Surga mulia Ia rela datang ke dunia dalam rupa bayi rapuh di tempat hina. Ketika misi-Nya disalah-pahami, dicurigai, diejek, difitnah, bahkan saat dihukum secara tidak adil, Ia tidak membalas dengan kekerasan.

Ketika Yesus menyampaikan penderitaan yang akan Ia tanggung, ibu dan anak-anak Zebedeus sujud di hadapan-Nya. Bukan untuk menyembah melainkan hendak meminta posisi dan keistimewaan.

Ambisi dan ketidaksiapan mereka untuk ikut menderita dijawab oleh Yesus: yang ingin menjadi besar, harus menjadi pelayan. Yang mau terkemuka, perlu belajar menjadi hamba. Itulah makna sejati kekuasaan yaitu sarana untuk melayani, bukan untuk mencari posisi dan mencecap kenikmatan.

 

Monica Maria Meifung
Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini