Pastor Andreas Suparman SCJ : Melanjutkan Amanat

1078
Andreas Suparman SCJ.
[HIDUP/Marchella A. Vieba]

HIDUPKATOLIK.com – Tujuh tahun menjadi pamong dan pengajar Bahasa Latin di Seminari Palembang mungkin menjadi salah satu pertimbangan mengapa Pastor Andreas Suparman SCJ dipinang menjadi Kepala Departemen Dokumentasi dan Penerangan (Dokpen) Konferesi Waligereja Indonesia (KWI). Kelahiran Wates, 16 November 1967 yang hangat disapa Pastor Suparman ini pertama kali dihubungi oleh Sekretaris Eksekutif, Pastor Siprianus Hormat . “Waktu Romo Sipri di Komisi Seminari kebetulan mengenal saya. Saya selama ini membantu komisi seminari untuk mengisi bahasa-bahasa Latin untuk membantu para guru seminari di seluruh Indonesia,” tutur Pastor Suparman.

Ketika pengajuan lamaran kepada dirinya datang, Pastor Suparman tidak langsung menerima karena ia merasa masih banyak yang lebih mampu darinya. Ia mempersilahkan Pastor Sipri untuk berbicara kepada pimpinan kongregasinya. Setelah Pastor Sipri berbincang dengan provinsial, akhirnya ia pun menerima tugas yang diembankan padanya. “Di Dokpen diperlukan bahasa-bahasa yang istilahnya dekat dengan bahasa sana. Kebanyakan dokumen Gereja itu ditulis dengan Bahasa Latin dan Italia. Jadi harus mencari sumber yang asli,” ujarnya.

Mengenai tugas barunya di KWI, ia harus hijrah dan untuk pertama kali menjejakan kakinya di Jakarta. “Yang pasti penyesuaian bagi saya, istilahnya dari dunia pendidikan dan paroki, lalu sekarang harus banyak duduk, membaca, menerjemahkan. Saya sudah tebiasa berkarya di desa dengan jalan, petualangan, ini betul-betul dibutuhkan pelayanan, kesetiaan,” jelasnya. Ia berharap bisa sungguh melanjutkan amanat dan tugas yang dipercayakan padanya.

Pastor Suparman sebelumnya menempuh pendidikan di Fakultas Filsafat Teologi Universitas Sanata Dharma (1989-1997). Setelah ditahbiskan, ia berkarya sebagai Pastor Rekan di Bengkulu selama tiga tahun. Pada 2000, ia pergi ke Roma untuk menjalani pendidikan Formazione dei Formatori Seminari, Pontificia Università Gregorian hingga 2001 dan dilanjutkan dengan Facoltà di Lettere Cristiane e Classiche, Università Pontifica Salesiana, Roma hingga 2003. Ia kembali ke Palembang dan menjadi pamong dan mengajar Bahasa Latin di Seminari. Ia pernah menjadi Pastor Paroki St Fransiskus de Sales, Palembang selama enam tahun (2010-2016). Sebelum ke Jakarta, ia adalah Pastor Paroki Para Rasul Kudus, Tegalsari Belitang II, OKU Timur Smatera Selatan.

Marchella A. Vieba

HIDUP NO.06 2019, 10 Februari 2019

1 KOMENTAR

  1. Romo parman puki nilai bahasa latin ku di kasih E!!! Emang anjing kau !!! Wlpn kau ksh nilai E hidup ak bahagia skrng ya!!!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini