Kuliah Pilihan Orangtua

248
[maketheworldcyou.com]

HIDUPKATOLIK.com – Pengasuh, saya adalah mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Jurusan yang saya masuki sebenarnya bukan minat saya, tapi atas paksaan orangtua, terutama ibu saya. Saya pernah mengaku kepada orangtua bahwa saya tak mampu menguasai materi. Mungkin karena hati saya tak ada di sana. Saya amat tertekan. Tapi, ibu saya tetap bersikeras agar saya bertahan. Ibu bilang, jika saya ingin pindah maka uang kuliah saya bayar sendiri. Sekarang saya masih bertahan di jurusan tersebut. Namun saya tak bahagia menjalani kuliah. Apa yang harus saya lakukan? Terima kasih.

Anastasia Elleonora, Jakarta

Saya dapat merasakan yang adik alami, tertekan karena menjalani pendidikan yang tak sesuai minat. Sikap kita tentu sungguh ingin berbakti kepada orangtua. Namun di sisi lain, kita tak nyaman melakukannya. Ini dilema. Situasi itu juga bisa menyebabkan prestasi belajar menjadi kurang optimal. Untuk itu, kita perlu menyadari sebelum melangkah lebih jauh dengan keinginan pribadi.

Adik yang terkasih, pada usiamu yang telah tumbuh sebagai mahasiswa, marilah merefleksikan secara mendalam situasi yang terjadi di keluarga. Apakah kamu membiarkan orantua membantu tugas atau permasalahan sehari-hari, namun di sisi lain kamu juga menikmati sikap dan tindakan orangtua?

Kondisi seperti itu menunjukkan sisi kemandirianmu yang belum tampak jelas bagi orangtua sehingga mereka berusaha membantu. Namun realitas dapat terjadi sebaliknya. Ketika kamu ingin melakukan dan menyelesaikan secara mandiri, namun orangtua tak mengizinkan. Situasi kedua tampak sebagai model pola asuh yang otoriter. Mungkin kamu berada dalam salah satu situasi tersebut yang memicu permasalahan saat ini.

Pandangan, sikap, maupun tindakan orangtua terikat dengan pengalaman-pengalaman masa lalu. Sehingga tak mudah untuk mengubah keyakinan tersebut secara sekejab. Saya mengajakmu punya cara berpikir berkembang untuk memahaminya. Semakin terjalin interaksi dan komunikasi yang mendalam dan harmonis antara orangtua dan kamu akan mencairkan belenggu yang membebani.

Saya ingin bertanya, bagaimana peran orangtua dalam kehidupan harianmu? Apakah mereka hanya mengatur pilihan pendidikanmu atau juga beberapa aspek lain? Ketika orangtua menjadi pengambil keputusan terhadap sekian langkah penting dalam kehidupanmu, ini merupakan tanda suatu kehidupan yang kurang menghargai dan mendewasakan anak, terlebih kepada seorang yang akan melanjutkan kehidupan mandiri dan membentuk keluarga baru.

Pola yang tak dilatih dalam mengambil keputusan sejak dini dan bimbingan dalam mengevaluasi keputusan anak dapat menjadi bumerang pada kemudian hari bagi kehidupan anak.

Ketika pemikiran adik mampu berorientasi pada masa depan, perlu mendapatkan apresiasi. Maka urgensi suatu pendidikan menjadi salah satu fondasi untuk mendapatkan pekerjaan dan menentukan karir mendatang.

Pendidikan bukan satu-satunya faktor yang menentukan kesuksesan masa depan. Namun tanpa bekal pendidikan dan ketrampilan memadai akan semakin mudah terseleksi dalam dunia global. Pengalaman saya ketika mengamati dan berkomunikasi dengan generasi Z pada saat memilih suatu perkuliahan, antara lain bersumber 10% mengikuti orangtua, 40% dipengaruhi masukan teman, kakak, mencari referensi, sekitar 30% mengikuti hasil tes minat dan bakat, dan 20% supaya bermanfaat bagi orang lain.

Pengalaman itu menunjukkan, generasi muda saat ini ingin mendapatkan kebebasan dalam menentukan keputusan. Selanjutnya mewujudkan tujuan secara SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Timely). Pertimbangkan dengan hati yang damai sebelum merasa pendidikanmu salah. Bentangkan lebih jauh tujuan karirmu kelak.

Dengan mengakui secara jujur hati nuranimu pada pilihan pendidikan yang berbeda dengan orangtua, ini berarti kita mampu menjadi pribadi yang dewasa untuk bertanggung jawab dengan masa depan dan memperjuangkan sepenuh jiwa raga. Berterimakasihlah atas seluruh kasih sayang orangtua dan terus memperjuangkan kebebasan untuk menjadi insan yang semakin bermartabat di hadapan Allah. Semoga Tuhan senantiasa menunjukkan jalan terang dalam setiap langkah kehidupanmu.

Anastasia Ursila Nilamsari

HIDUP NO.06 2019, 10 Februari 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini