HIDUPKATOLIK.com – SETIAP tanggal 16 November, dunia memperingati Perayaan Hari Toleransi Sedunia. Perayaan ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1996, dengan harapan untuk memperkuat toleransi dengan meningkatkan rasa saling pengertian antarbudaya dan bangsa.
Memperingati hari itu, beberapa kegiatan digelar seperti Perayaan Hari Toleransi Sedunia oleh Polisi Grobogan, Jawa Tengah bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Grobogan, di Mapolres Grobogan, Jawa Tengah. Para polisi ini merayakan Perayaan Hari Toleransi Sedunia bersamaan dengan Apel Operasi Zebra Candi 2016 dengan mengenakan pakaian adat Nusantara seperti ada Jawa, Dayak, Bali dan Aceh. Mereka berdiri di belakang anggota FKUB Grobogan yang membacakan ikrar Kebhinekaan.
Di Jakarta, hari toleransi ini juga diperingati di Institut Prancis di Indonesia (IFI), Jakarta bekerjasama dengan Hadassah of Indonesia yang berjejaring dengan GUSDURian, Komunitas Penerus Perjuangan dan Idealisme Gus Dur, serta Komunitas Republik Ngapak. Mereka mengadakan acara Tolerance Film Festival pada 13-15 November. Film dokumenter “Dancing in Jaffa” jadi pembuka acara ini pada hari pertama dan di hari kedua mereka menayangkan film “In Line for Anne Frank”, “The Bottle in the Gaza Sea” dan “Of Many”. Sedangkan pada hari terakhir, film yang ditayangkan adalah “My 100 Children” dan “Where Do We Go Now?”.
Perayaan juga digelar oleh Wahid Foundation dengan membuat acara Festival Perdamaian dan Toleransi yang disingkat PeaceTol di Theater Terbuka Universitas Negeri Jakarta, Rabu, 16/11. Sebanyak 75 komunitas dari Jabodetabek turut memeriahkan acara ini salah satunya Musang Lover Jakarta (MLJ), Penyanyi Jazz Dira Sugandi, Penyanyi Reggae Steven Jam, Rapper Juki Kill The Dj, Rapper Jflow. Selain musik mereka juga menampilkan pembacaan puisi oleh Joko Pinurbo dan Putra Almarhum Widji Thukul, Fajar Merah Putih.
Kembali ke Jawa Tengah, perayaan Hari Toleransi juga digelar di Klaten, Jawa Tengah. Di tempat ini Penggerak aktivitas lintas iman dan budaya se-Indonesia menggelar Temu Nasional Lintas Iman dan Budaya di Rumah Retret Panti Semedi Sangkalputung, Klaten, Jawa Tengah dan Monumen Joang 45 pada Sabtu-Rabu, 12-16/11. Temu Nasional Lintas Iman dan Budaya ini adalah forum yang mempertemukan jaringan lintas iman dan budaya se-Indonesia. Dalam forum ini, puluhan tokoh lintas iman dan budaya dari berbagai daerah berbagi pengalamannya dalam memperjuangkan dan menumbuhkan tentang pentingnya toleransi antar-umat beragama.
[nextpage title=”Perayaan Hari Toleransi Sedunia”]
Acara Temu Nasional Lintas Iman dan Budaya di Klaten ini diawali dengan Karnaval Lintas Iman dan budaya pada Sabtu, 12/11. Acara pembukaan melibatkan 1.200 peserta dari enam identitas keagamaan menempuh rute dari Alun-alun Klaten sampai Monumen Joang 45. Menurut Pengurus Forum Kebersamaan Umat Beriman (FKUB) Klaten, Gus Jazuli, beragam kreasi seni dan budaya dari berbagai agama dan etnis disuguhkan dalam karnaval yang dibalut nuansa indah perbedaan dalam kedamaian ini.
Sedangkan Panitia Temu Nasional Lintas Iman dan Budaya yang juga Sekretaris Forum Dewan Paroki Rayon Klaten Yohanes Eko Mardiyono mengatakan bahwa karnaval ini diikuti oleh berbagai kontingen dari sejumlah organisasi dari Nahdlatul Ulama (NU) Klaten, Paroki Jombor Klaten, Komunitas Wushu Klaten, Tari Topeng Ireng Magelang, Stube Hemat Jogja, dan FKUB Lampung.
Menurut update dari FB Rumah Retret Panti Semedi, seusai acara pembukaan, acara dilanjutkan dengan diskusi dan talkshow bertempat di Rumah Retret Panti Semedi. Selain diskusi dan talkshow juga diadakan aneka lomba melibatkan para siswa TK – SMA yang terselenggara di Monumen Joeng 45 Klaten, yang tempatnya berseberangan dengan Rumah Retret.
Acara ditutup dengan aneka tampilan budaya dan seni: Vocalista Angel, Ketoprak Pelajar dari SMK Petrus Kanisius Klaten dan aneka musik tradisional serta tarian dari Gora Swara Nusantara di Monumen Joang 45, Selasa, 15/11. Pada hari Rabunya, 16/11, para peserta pertemuan mengikuti Wisata Religi bersama ke Makam Sunan Pandanaran-Bayat Klaten, Gua Maria Marganingsih-Bayat Klaten, dan Candi Prambanan.
A. Nendro Saputro
Sumber: suaramerdeka.com, wartakota.tribunnews.com, tempo.co, antaranews.com dan FB Panti Semedi Rumah Retret.