Sang Terang

115
Renungan Harian edisi-51. [ilustrasi www.lds.org]

HIDUPKATOLIK.com Pesta Kanak-Kanak Suci; 1 Yoh 1:5-2:2; Mzm 124; Mat 2:13-18

DI dalam terang tidak ada kegelapan. Ini tidak dimaksud untuk menghapus kodrat kemanusiaan yang mudah dilemahkan oleh kegelapan, namun sebaliknya. Dalam terang Allah, kita menjadi semakin manusiawi, yaitu menerima kedosaan dan kerapuhan kita.

Apa jadinya jika Allah Sang Terang tidak sudi tinggal di dalam diri kita? Juga bila kita menolaknya dengan merasa diri tak berdosa, mengira bisa hidup suci tanpa terang Allah. Kita tak lebih dari seorang pendusta yang menipu diri sendiri.

Kehadiran Sang Terang yang hari-hari ini kita hayati melalui perayaan Natal, membangkitkan kontras semakin kuat di dalam diri orang-orang yang hidupnya penuh kegelapan. Terang amatlah mengganggu dan membuat mereka geram.

Namun Allah tidak berubah, Ia bagaikan matahari yang menyinari orang baik dan orang jahat. Kasih-Nya yang tanpa takaran menawarkan pengampunan berlimpah. Tak ada kata terlambat bagi yang mau bertobat.

Natal menampilkan Allah yang terus-menerus terlibat dalam keselamatan manusia, terlebih yang ditindas oleh kuasa para pembesar dunia. Keterbukaan dan kesiagaan Yusuf, memungkinkan malaikat Allah memberi petunjuk yang menyelamatkan keluarga kudus dari himpitan seorang raja lalim.

Pada pesta Kanak-Kanak Suci, kita diundang meneladani Santo Yusuf, pribadi yang atentik dan diskretif terhadap karya keselamatan Allah, bagi diri sendiri dan sesama.

Monica Maria Meifung 
Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini