Bersyukur

130
[ilustrasi: thefourcarpenters.com]

HIDUPKATOLIK.com 1Sam. 1:24-28; MT 1Sam. 2:1,4-5,6-7,8abcd; Luk. 1:46-56

BUNDA Maria mengalami sendiri karya Allah yang secara konkret ia rasakan dan juga dirasakan oleh Elisabet sanaknya. Ia menyadari bahwa semua ini semata-mata anugerah Allah yang tidak sepantasnya ia terima.

Maka kini ia tampil menyampaikan kidung pujian kepada Tuhan. Allah dipuji karena sudah memperhatikan hamba-Nya (ay. 48). Kidung Maria ini kita kenal sebagai Kidung Magnificat yang tiap sore dilagukan dalam Ibadat Sore.

Albert Einstein pernah berkata, “Ada dua cara untuk menjalani kehidupan Anda: memandang seolah-olah tidak ada mukjizat satupun, atau menganggap semua mukjizat.” Semakin banyak orang bisa melihat mukjizat Allah, semakin mudah baginya untuk bersyukur.

Hidup penuh syukur adalah hidup yang ringan dan menyenangkan untuk dijalani. Kita bisa membayangkan seorang yang tidak pernah mampu melihat alasan untk bersyukur. Hidup seperti itu pasti akan menjadi amat berat untuk dijalani. Patut disayangkan.

Padahal, kalau orang mau merenungkan hidup sedikit lebih mendalam, rasanya tidak akan sulit untuk menemukan alasan untuk bersyukur. Lalu?

Bunda Maria sudah memberikan contoh bersyukur. Apakah kita juga mengalami kesulitan untuk bersyukur? Semoga tidak.

 

Pastor Dr. V. Indra Sanjaya
Dosen Kitab Suci Pasca Sarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini