Flobamorata Santa Clara Ulang Tahun Pertama

366
Paguyuban Flobamorata (Flores, Sumba, Timor, Alor dan Lembata) di Paroki Bekasi Utara, Gereja Santa Clara berfoto bersama. [dok.EDL]

HIDUPKATOLIK.com Paguyuban Flobamorata (Flores, Sumba, Timor, Alor dan Lembata) di Paroki Bekasi Utara, Gereja Santa Clara berulang tahun pertama pada 9 Desember 2018 lalu. Tepat pada ulang tahunnya, para anggota Flobamorata melakukan kerja bakti membersihkan kompleks lahan gereja dengan membabat rumput yang tumbuh subur dan tinggi.

Lebih dari 30 bapak-bapak melakukan pekerjaan tersebut didukung sejumlah ibu-ibu yang menyediakan minum dan snack.

Mereka tampak bekerja dengan sukacita dengan mengeluarkan candaan-candaan yang khas tanah asal mereka. Alhasil, sepanjang melakukan pekerjaan, mereka tertawa penuh canda.

Setelah seluruh rumput telah dibabat, mereka duduk bersama di lantai dasar gereja yang sedang dalam tahap finishing itu beralaskan karpet untuk ramah tamah sederhana. Ketika sudah duduk pun, berbagai candaan khas kampung halaman mereka lontarkan sambil tertawa.

Sementara itu berbagai macam makanan khas sub-sub etnis di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah tersedia. Semuanya dibawa oleh setiap keluarga berdasarkan kerelaan masing-masing untuk dinikmati bersama.

Sebagai ketua paguyuban, Johannes Wahidin memotong kue dan memberikan kepada Pastor Hugo Malau, OFM Cap, para pengurus paguyuban dan perwakilan PPG Rico Setiawan yang turut hadir.

Dalam sambutannya, Pastor Hugo selain mengucapkan selamat atas ulang tahun pertama Flobamorata, juga menyatakan terima kasih atas atas keturutsertaan Flobamorata di beberapa kegiatan gereja secara gembira dan sukarela. “Lanjutkan terus semangat dan kerelaan melayani,” kata Pastor Hugo.

Sementara itu, Johannes Wahidin sebagai ketua Flobamorata menyampaikan terima kasih kepada semua anggota yang telah berpartisipasi dalam Flobamorata melalui koor di gereja, berjaga di lahan dan dalam upaya saling memerhatikan sebagai anggota paguyuban.

Anggota Flobamorata melakukan kerja bakti membersihkan kompleks lahan gereja dengan membabat rumput yang tumbuh subur dan tinggi. [dok.EDL]
Ketika diberi kesempatan berbicara, salah satu penggagas Flobamorata, Dominggus Taolin mengingatkan semangat di balik pembentukan Flobamorata. “Tujuan kita membentuk paguyuban ini adalah untuk terlibat dalam pelayanan di gereja dan saling peduli di antara keluarga Flobamorata ini. Tidak terbayang kalau paguyuban ini belum ada saat ada sahabat kita yang mengalami musibah beberapa waktu lalu,” ujar Taolin sambil menyebut nama sahabat yang dia maksud.

Harapan senada disampaikan oleh salah satu penasihat, yakni Benyamin Mali. “Ingatlah untuk apa paguyuban kita ini dibentuk. Mari kita kasih yang terbaik kepada Gereja dan kelompok kita ini, tentu saja juga kita harus aktif di lingkungan,” ajak pria yang galib disapa Om Mali ini.

 

Emanuel Dapa Loka

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini