Mgr Tri di Mata Mereka

491
Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM.
[HIDUP/Edward Wirawan]

HIDUPKATOLIK.comMgr Paskalis Bruno Syukur OFM, Uskup Bogor
“Menjalankan peran sebagai seorang Vikjen merupakan bentuk konkrit ketaatan Mgr Tri terhadap Gereja. Dia adalah pribadi yang benar-benar memiliki kerendahan hati. Sosok seorang pastor yang berusaha untuk melayani dan sebagai seorang yang cukup tegas untuk memperjuangkan hal yang benar. Ia juga siap sedia melakukan perjumpaan terhadap siapa saja. Pemimpin yang berani dalam memperjuangkan hal baik dan benar sekaligus sosok yang bisa berdialog.”

Diakon Andre Arie Susanto, Mantan Mahasiswa & Seminaris Petrus Paulus Bandung
“Selama enam tahun saya didik Mgr Tri di seminari. Saya dapat melihat Mgr Tri adalah sosok yang tegas. Ia keras dalam prinsip tetapi lembut dalam penyampaian. Ia juga sosok yang cerdas dan berwawasan luas. Terbukti ketika mengikuti kelas Islamologi yang diampunya. Saya tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi sampai pada teknik penerapan sehingga memudahkan saya untuk berinteraksi dengan teman-teman beragama lain khususnya umat Muslim. Selain itu, saya selalu mengingat pesan Mgr Tri untuk selalu murah hati. Jangan pernah takut memberi dan membagikan segala sesuatu karena semua rahmat yang kita peroleh berasal dari Tuhan.”

Pastor Tarcisius Puryatno, Administrator Diosesan Keuskupan Purwokerto, Junior Seminaris Stella Maris Bogor
“Kesan saya beliau pribadi yang sederhana, pribadi yang mempunyai banyak ide dan gagasan yang perlu diperjuangkan setelah nanti melayani di sini. Beliau adalah kakak kelas dua tahun d iatas saya. Dulu sering dipanggil ‘si unyil’ karena kecil tapi lincah. Saya berharap dengan kehadiran beliau Kesukupan Purwokerto mendapatkan satu gembala yang bisa mengembangkan dan membangun Keuskupan Purwokerto semakin hidup dalam banyak aspek. Khusunya relasi antara Gereja dan masyarakat bisa berkembang dengan baik sekalipun tidak mudah. Mempertahankan dialog dengan umat berkeyakinan lain sehingga bisa harmonis hidup bersama di mana menjadi teman seperjalanan dan saling menghormati satu sama lain. Saya lihat bapa uskup yang baru dengan talenta dan kemampuannya memperlajari Arab Klasik dan Islam dapat menjadi modal yang bagus dan bermanfaat bagi keuskupan Purwokerto.”

Fabianus Eko Eriyanto, Pengurus Seksi Liturgi Paroki Katedral BMV Bogor
“Sebagai umat yg sering ikut perayaan Ekaristi dengan beliau, saya selalu senang dengan khotbah beliau yang sangat dalam mengupas nilai yg terkandung dalam bacaan Kitab Suci. Dari situ, kita bisa mendapatkan masukan lain yg lebih berwarna. Terkait dengan relasi kemanusiaan dengan pemeluk agama lainnya beliau juga sangat paham, tepat, dan tajam memberikan uraiannya. Hal itu membuat saya selalu mendapatkan inspirasi baru utk membangun relasi kemanusiaan itu. Karena kebetulan saya bekerja di sebuah lembaga kemanusiaan. Beliau pun tidak segan untuk menyampaikan kritiknya kepada umat atau para pengurus dewan atau pun komunitas pelayanan lainnya. Pendapat beliau menjadi refleksi atas pelayanan kami dalam hidup menggereja. Mgr Tri mengingatkan kita untuk berada pada panggilan awal melayani”

Robertus Rulijadi, Alumni KPKS Bogor A11 & Prodiakon Paroki Sukasari Gereja St. Fransiskus Asisi
“Mgr Tri adalah sosok cerdas, pintar, tegas, tenang, dan teguhm pada apa yang beliau percayai dan imani. Hal yang paling berbekas adalah pribadi humoris beliau yang mampu membawa umat tertawa. Di setiap homili beliau selalu ada kisah atau cerita yang menggelitik hingga membuat kita tersentuh dan tertawa kecil.”

Pastor FX Handy Kristian Adi Putra, Ketua Panitia Tahbisan Uskup Purwokerto 2018
“Mgr Tri, tenang tidak banyak bicara. Latarbelakang keluarga militer Mgr Tri pasti kental dengan karakter nasionalis. Perutusan studi beliau tentang Arab Klasik dan Islam menjadi modal untuk berdialog menjadi lebih mudah. Dua modal itulah: TNI dan Islam sudah dapat menjawab tantangan eksternal. Sedangkan untuk tantangan internal, ketenangan beliau diharapkan mampu menyatukan baik imam atau umatnya. Umat yang beliau pimpin adalah bukan yang mengikuti tradisi keraton tapi yang bisa kapan saja menyampaikan pendapat tanpa memakai unggah-ungguh atau tata krama. Semoga bapa uskup memiliki semangat yang sama dengan yang dimiliki para rasul dahulu. Apapun misi yang beliau buat harus sama dengan semangat misioner para rasul. Jalankan apa yang dulu 12 rasul buat karena uskup itu rasul. Uskup adalah tahbisan tertinggi. Tugas kewenangan penuh lembaga rasuli itu. Semoga dengan ini harapannya bisa mengaktifkan dan mengoptimalkan seluruh komponen yang ada. Baik di komisi internal maupun eksternal. Penguatan ikatan dengan pejabat pemerintahan dan lainnya akan memberi warna bagi gereja di Keuskupan Purwokerto.”

Pastor Stephanus Heryanto, Ketua Komisi PSE Keuskupan Purwokerto
“Beliau adalah orang yang apresiatif artinya orang yang sungguh mampu menunjukkan sisi positif dalam segala hal. Ini saya kira penting karena psikologi orang itu lebih mudah mencari pada sesuatu yang negatif. Baiknya jika nilai positif dimunculkan akan membuat orang itu percaya diri, lebih kreatif, semangat, dan terdukung. Contoh konrit adalah ada seorang imam yang mengadakan misa di katedral . Setelah misa beliau spontan langsung mengatakan. “Mantap Romo misanya!” itu ungkapan yang apresiatif sekali dan juga ketika dalam kunjungan pastoral beliau mengatakan “Wah ternyata Purwokereto hebat ya!”. Semoga dengan modal ini beliau mampu menjadi seorang uskup yang luwes dalam bergaul dan adaptif supaya umat merasa tersapa semuanya. Semoga beliau memiliki ketegasan di dalam kebijakan agar umat tidak mengalami kebingungan serta menunjukkan kelemah lembutan dalam sikap berpastoral.”

Felicia Permata Hanggu

HIDUP NO.40 2018, 7 Oktober 2018

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini