TEMU IMAN DALAM PERTOBATAN EKOLOGI

161
Rangkaian kegiatan para uskup dan imam di Taman Safari Indonesia.
[HIDUP/Yusti H. Wuarmanuk]

HIDUPKATOLIK.comPertemuan Kuria Keuskupan Regio Jawa, membahas tugas dan tanggungjawab sebagai Gembala umat. Pertemuan ini dibingkai dengan aksi nyata cinta lingkungan.

DALAM BALUTAN hawa dingin kawasan Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua-Bogor, Jawa Barat, seekor gajah dengan belalainya mengalungkan bunga kepada lima uskup dari Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Keuskupan Bogor, Bandung, Surabaya dan Purwokerto serta Administrator Diosesan Keuskupan Agung Semarang dan Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Malang. Tepuk tangan penonton dan pengunjung TSI mengiringi peristiwa ini. Pengalungan bunga ini dilakukan sebagai ucapan selamat datang kepada para peserta Temu Uskup dan Imam Regio Jawa yang diselenggarakan pada Selasa-Kamis, 7-9/6.

Temu uskup dan imam ini merupakan program tahunan keuskupan Regio Jawa plus Denpasar. Dalam pertemuan ini, sekitar 130 anggota kuria masing-masing keuskupan hadir, kecuali kuria dari Keuskupan Denpasar yang berhalangan hadir. Mereka yang hadir adalah uskup, vikjen, vikaris yudisial, sekretaris dan ekonom keuskupan.

Alam Milik Kita
Para peserta pertemuan merefleksikan syukur bersama seluruh umat atas alam semesta sebagai Ibu Bumi, karunia Allah, sebagaimana ditegaskan dalam Ensiklik Laudato Si’. Peserta pertemuan juga ikut serta dalam penanaman pohon di kawasan parkir G, TSI, bekerjasama dengan Badan Sosial Lintas Agama (Basolia) Kota Bogor. Ketua Basolia, KH Zaenal Abidin mengatakan, kegiatan ini menjadi kesempatan manusia membangun relasi yang intim dengan alam. “Siapa lagi yang merawat alam kalau bukan manusia?” ungkapnya.

Uskup Bogor, Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM dalam kerangka Laudato Si’ mengatakan bahwa. Tuhan sendiri telah berbaik hati menciptakan alam semesta, tugas manusia untuk memelihara alam semesta. “Sebab pada dasarnya tak ada manusia yang bisa hidup sendiri tanpa lepas dari lingkungan.”

Acara dilanjutkan dengan outing, melihat hewan-hewan di TSI. Kegiatan ini didampingi pengelola TSI, Jansen Manansang. Kebun binatang yang dulu sarana hiburan, kata Jansen, sekarang menjadi wisata edukasi, penelitian, reservasi dan konservasi. “Saya menyerukan kepada semua orang agar non stop contribution to environement dan perlu menyikapi dengan serius rahmat Tuhan yang diberikan kepada kita,” tegasnya. Di gedung konservasi Panda panitia dari Keuskupan Bogor menyerahkan plakat ucapan terima kasih kepada seluruh uskup dan pengelola TSI.

Menurut Ekonom Keuskupan Bogor sekaligus panitia penyelenggara, Romo Stefanus Sri Haryono Putro, kegiatan ini merupakan pertemuan iman yang bertujuan agar setiap uskup dan imam saling memberi semangat dan saling mendengarkan sebagai sesama gembala. Temu uskup dan imam pada 2017 akan diadakan di KAJ.

Yusti H. Wuarmanuk (Bogor)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini