Aturan Perjamuan Kerajaan Allah

268
Renungan Harian edisi-43

HIDUPKATOLIK.com Flp. 1:18b-26; Mzm. 42:2,3,5bcd;Luk. 14:1.7-11

YESUS adalah pengamat kehidupan yang ulung. Ia selalu sanggup mengambil pesan dari hal-hal yang kecil dan sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis Kitab Amsal menangkap satu gejala yang sama: “Jangan berlagak di hadapan raja, atau berdiri di tempat para pembesar. Karena lebih baik orang berkata kepadamu: ‘Naiklah ke mari,’ dari pada engkau direndahkan di hadapan orang mulia.” (Ams 25:6-7).

Tetapi, Yesus mentransformasi satu cara umum yang cerdik untuk tidak kehilangan muka
menjadi satu nasehat yang teologis. Dengan perumpamaan singkat tentang tamu-tamu undangan ini (Luk 14:7-11) yang tidak dapat dilepaskan dari pasangannya, perumpamaan tentang tuan rumah pengundang perjamuan (Luk 14:12-14), Yesus merumuskan satu aturan untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Bukan kepuasan diri dan kesombongan yang khas orang-orang farisi yang mendapat tempat, tetapi kesederhanaan, kerendahan hati, dan rasa hormat pada keadilan itulah yang harus menjadi syaratnya.

Aturan perjamuan Kerajaan Allah menurut tradisi alkitabiah yang konsisten sudah jelas: “Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” (Luk 14:11).

 

Romo Vitus Rubianto Solichin SX
Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Jakarta, Doktor Teologi Kitab Suci dari
Universitas Gregoriana, Roma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini