Kekudusan yang Dihidupi Kini dan di Sini

184
Renungan Harian edisi-43

HIDUPKATOLIK.com – Hari Raya Semua Orang Kudus.Why. 7:2-4,9-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; 1Yoh. 3:1-3; Mat. 5:1-12a

SABDA Bahagia yang dicanangkan Yesus di awal Khotbah di Bukit terkenal sebagai satu magna charta etika kehidupan Kristiani.

Sesudah delapan kali seruan yang umum “Berbahagialah,” Yesus menyapa murid-murid, “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” (Mat 5:11-12).

Seruan Yesus ini bukanlah satu kampanye utopia Kerajaan Allah, melainkan satu program nyata yang harus diperjuangkan oleh mereka yang mau mengikuti Yesus, oleh mereka yang siap sedia mengalami penganiayaan dan penderitaan bersama dengan mereka yang lapar dan haus akan kebenaran dan keadilan.

Hari Raya Semua Orang Kudus tidak mengalihkan perhatian umat kristiani akan tugas, tanggungjawab dan keterlibatan mereka di dunia, karena prestasi kekudusan yang telah dicapai oleh santo dan santa yang sudah bahagia mulia di Sorga.

Justru keteladan yang telah dibuktikan dalam hidup para kudus itu tetapi menjadi pekerjaan rumah terus menerus bagi kita yang masih berjuang di dunia dalam semangat Sabda Bahagia.

Kenyataannya, kekudusan itu bukan sekadar mahkota di akhir perjalanan, tetapi sudah mulai dihayati di dunia, dalam pengharapan sebagai anak-anak kekasih Allah, karena: “Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.” (1Yoh 3:3).

Romo Vitus Rubianto Solichin SX
Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Jakarta, Doktor Teologi Kitab Suci dari
Universitas Gregoriana, Roma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini